Sementara itu Karta di ranjangnya terus merasakan sakit yang amat sagat, Tubuh Karta meronta ronta kesakitan, matanya melotot, seakan ada mahkluk yang sangat menyeramkan di hadapanya.
“Mas,mas…kenapa mas?…istighfar mas,mas…..astaughfirlloh al’adziim..” ujar Nita sambil memegang tubuh Karta yang kian lama Hentakanya semakin keras. Nita sadar, suaminya sedang menghadapi sakarotul maut, ia pun menuntun suaminya dengan membaca kalimat Tahlil. Laa ilaaha illallah,….”berkali kali, dengan deraian airmata, Nita terus menuntun suaminya agar mengikuti ucapannya..
Sampai datang waktu subuh, Karta masih saja merasakan sakarotul maut. Nita pergi meninggalkan suaminya untuk menunaikan sholat subuh. Dengan air mata berlinang ia sujud memohon kepada Allah SWT, agar suaminya cepat di ambil nyawanya daripada harus tersiksa seperti itu. Pada pukul setengah enam, dengan mata yang sembab, Nita kembali masuk ke kamar suaminya.
Dipegangnya tubuh Karta, dingin sudah merayapi sekujur tubuhnya, Nafasnya tercekat di Leher, terdengar orokan panjang dari mulutnya, tepat jam enam pagi, Karta menghembuskan Nafas Terakhirnya, dengan mata melotot, seolah olah melihat ke atas dan jari tangan yang membengkok kaku serta mulut yang menggangga lebar.
Para tetangga sibuk menyiapkan prosesi kematian Karta, masyarakat sekitar datang berduyun duyun untuk bertakziah….
Anehnya baru saja orang-orang melangkahkan kaki di pintu masuk, tercium bau yang tidak sedap, padahal ruangan sudah di semprot wewangian, di setiap pojokan di letakkan kamper demi mengurangi bau tak sedap itu. Akan tetapi bau busuk itu tetap saja ada menyengat hidung. Pelayat yang datang serta merta menutup hidung agar tak tercium bau tak sedap itu. orang orang yang memandikan jenazah pun terpaksa harus menggunakan masker tebal agar tidak tercium bau tak sedap itu. Lebih anehnya lagi, air kotor dan bau yang keluar dari perut Karta tidak mau mengering. Padahal perut itu sudah di tempelin berlapis lapis kapas, akhirnya orang orang yang mengurus jenazah langsung mengafaninya.
Setelah selesai di sholatkan, jenazahpun di bawa ke tanah pemakaman dengan menggunakan mobil ambulance. Sesampai di pemakaman langsung dikuburkan di liang lahat yang telah di persiapkan. Setelah prosesi pemakaman selesai, rombongan bersiap kembali ke mobil. Namun tiba tiba datang beberapa orang laki laki yang terlihat sedang tergesa gesa. Dengan tegas dikatakannya “saya tak mengijinkan mayat ini di kubur di tanah ini, karena kami membayar tanah di sekitar ini” ujarnya.
Discussion about this post