Tanah ini sudah menjadi kavling pemakaman keluarga kami, saya mohon bongkar dan angkat jenazah itu sekarang juga. ujar orang itu.
“Tolonglah pak, mayat ini sudah di kubur, tidak mungkin kami gali lagi” pinta ustadz Abdulah.
Kami tidak mau tau, tanah ini sudah menjadi milik keluarga kami dan kami minta gali sekarang juga! ucap orang itu lagi dengan agak marah. Karena orang yang mengaku memiliki tanah kavling itu tak mau mengalah, akhirnya pihak keluarga karta terpaksa mengalah, sehingga makam yang baru sekitar setengah jam di timbun itu pun di gali kembali untuk di pindahkan ketempat lain.
Ketika papan penutup liang lahat di bongkar, maka jenazah karta pun tampak dari luar. Semua orang tercengang melihat jenazah itu. Betapa tidak, kain kafan putih yang membalutnya berubah menjadi abu abu, seandainya kalau perubahan warna itu disebabkan oleh tanah makam yang berlumpur tentu warnanya coklat kemerahan, bukan abu abu. Hal ini tentu mengagetkan dan menjadi tanda tanya besar di hati para pengantar jenazah. Ketika mayat itu hendak di angkat, orang orang yang mengangkatnya semakin keheranan.
Karena ukuran jenazah itu menjadi lebih pendek dari semula, akibatnya bagian ujung kain kafan itu jadi tampak lebih panjang dari yang seharusnya.
“Pak ustadz, kain kafannya di buka dulu saja, sepertinya kok ada yang tidak beres” kata beberapa orang.
Akhirnya kain kafan itu pun dibuka, begitu kain kafan di terbuka, terkejutlah semua orang yang hadir. Betapa tidak, mayat Karta yang baru saja dikubur Sekitar setengah jam, telah berubah menjadi hitam dan gosong seperti hangus terbakar.
Kakinya tertekuk ke dada, begitu juga tangannya, mayat itu bentuknya tidak lagi lurus melainkan berubah seperti monyet. Pantas saja kalau mayatnya terlihat seperti lebih pendek. Melihat kondisi jenazah yang mengerikan seperti itu, maka mereka segera membungkus kembali dengan kain kafan yang tadi, sementara beberapa orang mulai menggali lubang kubur baru yang letaknya di pinggir areal pemakaman dekat pagar batas.
Setelah penguburan selesai, satu persatu orang orang mulai meniggalkan makam itu, kini Karta seorang diri di lubang kuburnya. Istri yang sangat di cintainya itu, yang di bela habis habisan pun tidak dapat menemaninya.
Semakin banyak yang menyebarkan semakin banyak anak yang terselamatkan tidak durhaka kepada orang tuanya. Semoga kita bisa makin koreksi diri.
Catatan Redaksi: janganlah pernah mendurhakai orangtua demi sang istri, namun jangan pulalah menzolimi istri karena orangtua. Doa orangtua dan anak istri adalah jalan untuk anda menuju pintu sorga. Oleh karenanya, bersikaplah bijak dalam menempatkannya. (**)
Discussion about this post