
By : Budi Gunawan
Sebelumnya, pertemuan berawal sewaktu di Pekanbaru bersama bang Jufri Zubir merupakan sebuah silaturahmi nan sangat berkesan serta berkenang. Pasalnya, dialah inspirasi novel yang kubuat saat ini. Tapi saat ini, aku tidak menyajikan cerita motivasi tersebut melainkan sebuah rangkuman dari hasil penelitian dan wawancara perihal tentangnya.
Singkatnya, setelah bertemu dia, banyak hal-hal menarik yang bisa dipetik dari seorang sosok Jufri Zubir serta menarik sekali untuk dijadikan sebuah rangkuman. Apalagi yang kulakukan kalau bukan mencari tahu siapa dia, bagaimana dia, dan seperti apa dia ini di mata orang-orang yang mengenalnya.
Pendapat pertama di dahulukan olehku sendiri.

Menurutku, Jufri Zubir itu Hercules. Sebab, di dalam dirinya tersimpan keberanian yang jarang sekali dimiliki oleh pemimpin-pemimpin yang ada di Negara ini. Seperti contoh : ketika dirinya berhasil menyelesaikan masalah-masalah yang menimpanya tanpa peduli dan khawatir dengan siapa dia berurusan. Oleh karena keberanianya, semua hak-hak yang selama ini di rampas sejumlah orang-orang “kuat” dapat diraihnya kembali. Seperti kutipannya “Jika Kamu Benar, Jangan Pernah Mundur!”.
Selain itu, menurutku dia sangat dekat sekali dengan Tuhan. Hal itu terlihat dari nilai-nilai tauhid yang ia tekankan dalam hidupnya.
“Semua yang kudapat dan kuraih saat ini bukan karena keberuntungan, melainkan rahmat dan karunia Tuhan yang setiap saat selalu kupintai kepada-Nya. Serta jika aku berserah, semua yang datang dan hilang akan aku ikhlaskan. Yang kutakutkan hanyalah jika Tuhan membenciku”, katanya manggugah hatiku di Pekanbaru.

Selanjutnya, Jufri Zubir itu benar. Terbukti ketika dia meminta kawan-kawanya untuk menyampaikan pesan tenatang dia secara jujur apa adanya. Tak usah di poles-poles karena jika Tuhan mengizinkan maka tanpa dipolespun semuanya akan jadi. Ingatlah untuk Jujur dan Apa adanya kepada semua orang. Itulah kata-kata dia selanjtnya yang makin meyakinkan diriku bahwa dia manusia inspiratif sekali.

Baiklah, selanjutnya adalah pendapat dari orang-orang yang mengenalnya. Baik dari yang terdekat maupun yang jauh sekalipun, tapi hanya beberapa saja. Karena daya saya membuat tulisan juga terbatas.
Kedua dari temanya bernama, Emeraldy. Pak Em adalah orang yang mengenalkan aku kepadanya, dan diapun juga sudah berpuluh tahun tidak berjumpa dengan Jufri. Kemudian, aku diajak dalam kesempatan pertemuan mereka sehingga aku mendapatkan sebuah hari yang baik.
Kata Pak Em, Jufri seorang sahabat lama sewaktu SMP di Padang. Saat itu, Jufri kecil sangat isengin dan usil. Diceritakanya, kelakuan Jufri yang paling mengesankan itu ketika dia suka berantem untuk membela kawan-kawanya. Dia tipe orang yang setia kawan. Meskipun usil tapi dia bukan anak yang pembohong.

Dilanjutkan Pak Em, kehidupan Jufri selama di Padang memang berbeda dari yang lainya. Semua anak waktu itu tinggal bersama orang tua tetapi dia tidak. Sebab, di Padang Jufri tinggal bersama pamanya dan orang tuanya sendiri jauh di Riau. Kesimpulanya, Jufri selalu mendekati orang tua kawan-kawan yang ada di sekolahnya dan menganggap semua ibu temanya menjadi ibunya sendiri. Bahkan, Jufri Zubir adalah anak yang sopan kepada orang tua serta rajin sekali membantu ibu-ibu temanya tersebut.
Jadi, menurut Pak Em pantaslah dia sukses.
“Wajar saja jika Jufri menjadi orang sukses dan milioner. Hal itu sudah dibuktikanya sedari kecil dan prinsip hidup yang hebat. Menurut saya, kalau dia jadi pejabat daerahnya makmur. Sebab, dia sudah kaya raya dan pasti jauh dari ke kufuran seperti pejabat-pejabat lainya.

Intinya, Pak em melanjutkan, terkait dengan saat ini Jufri yang menjadi Bakal Calon Walikota Pekanbaru menurutnya itu pantas. Karena mencari pemimpin benar seperti dia itu sudah sangat jarang di zaman sekarang. Yang pasti dia tidak akan mencari kekayaan dari jabatanya. Sesuai dengan ucapanya,”Memimpin di Pekanbaru itu tiada lain daripada untuk mengembalikan kondisi daerah yang nyaman, aman, dan sejahtera. Sederhananya begitu.
Orang-orang yakin dengan pergaulan, relasi dan kepribadian Jufri mampu membawa itu semua.
Ketiga, dari Pak Dedi mengatakan, kalau seandainya Jufri memenangkan itu baginya hal biasa. Karena menurutnya, Jufri itu orang berdaya ingat tinggi, pasalnya siapapun teman sekejab berjumpa maupun teman lama sekalipun tidak pernah ia lupakan. Itulah kelebihanya.
Dilanjutkan Dedi, Jufri memiliki segala syarat yang menjadikan dirinya sebagai pemimpin yang benar. Hal itu dilihat dari pengalaman hidup dan sepak terjang dari dirinya.

Ditambahkan Dedi, Jufri yang dia kenal tidak hanya terkenal dari elemen masyarakat ke atas saja. Melainkan dirinya lebih dikenal baik oleh kalangan masyarakat gressroot(pinggiran) dan dari sejarahnya tanpa harus menjabatpun dia sudah banyak melakukan hal-hal yang sifatnya social kemasyarakatan. Intinya sebelum jadi pemimpin dia sudah mempedulikan masyarakat susah apalagi jika dia sudah memimpin suatu daerah. Kata Dedi mengakhiri.
Hal yang lebih mencengangkan ketika dia berhasil mengubah perekonomian orang-orang yang hidup di Hutan belantara menjadi petani sukses. Ceritanya ketika itu dia. Bersambung…….
Discussion about this post