Targetindo.com, Jakarta ~ Jauh sebelum meninggalkan Su-35 Rusia dan menjatuhkan pilihan ke Rafale Prancis dan F-15 EX Amerika Serikat, Indonesia rupanya juga sempat mempertimbangkan F-35 AS jadi calon armada tempurnya.
Saat Indonesia belum secara resmi meninggalkan negosiasi Su-35 Rusia, NKRI sudah diiming-imingi jet tempur F-35 oleh Amerika Serikat sendiri.
Bahkan, setelah Indonesia deal dengan Rusia soal pembayaran jet tempur Su-35 yang sedianya akan pakai sistem imbal dagang, Amerika Serikat secara langsung ‘membisiki’ Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia, Prabowo Subianto jika tertarik dengan F-35 AS.
Hal ini terjadi saat Menhan Prabowo Subianto mengunjungi Washington pada 15 Oktober 2020 lalu.
Mentri Pertahana (Menhan) Indonesia Prabowo Subianto rupanya sempat di beri tahu perihal daftar tunggu F-35 Amerika Serikat (AS).
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat itu diberitahu kalau Indonesia ingin F-35, maka Indonesia harus menunggu sembilan tahun dalam daftar tunggu.
Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sakti Wahyu Trenggono saat itu mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo mulai menargetkan jet tempur F-35 buatan AS.
Karena adanya daftar tunggu pembelian F-35 itulah, AS lalu menawarkan pesawat tempur generasi 4,5 seperti F-16 ataupun yang setara.
Indonesia yang akhirnya harus rela meninggalkan kontrak Su-35 Rusia, berakhir gigit jari tak mendapatkan F-35.
Namun, pada 10 Februari 2022 lalu, Indonesia berhasil mengaktifkan 6 dari 42 kontrak pembelian jet tempur Rafale dan diizinkan AS untuk membeli F-15 EX.
Padahal, dari artikel terbitan Military Watch Magazine pada November 2020 lalu, dalam sebuah artikel berjudul Lima Potensi Klien Baru Untuk Pesawat Tempur Siluman F-35 Amerika: Dari Qatar hingga Taiwan, Indonesia ternyata termasuk salah satu negara di dalamnya.
Indonesia bisa menjadi klien kedua F-35 di Asia Tenggara setelah Singapura, menyusul tekanan Barat yang cukup besar terhadap negara tersebut termasuk ancaman sanksi ekonomi untuk membatalkan kontraknya untuk mengakuisisi 11 pesawat tempur Su-35 dari Rusia.
Indonesia saat ini mengoperasikan pesawat tempur F-16, F-50, Su-27 dan Su-30, tetapi menawarkan F-35 yang dikombinasikan dengan ancaman sanksi ekonomi dan tekanan diplomatik dapat menekan negara tersebut untuk beralih ke angkatan udara Barat sepenuhnya – menggantikan merencanakan Su-35 dan dua kelas tempur Rusia yang lebih tua dengan jet siluman Amerika.
Pembelian semacam itu akan terjadi setelah Australia dan Singapura memperoleh jet F-35 pertama mereka, dan akan meningkatkan interoperabilitas dengan armada udara tetangga serta dengan Angkatan Udara AS.
Namun, itu akan merusak independensi Angkatan Udara Indonesia, mengingat F-35 yang dibelinya kemungkinan akan diturunkan dibandingkan dengan tetangganya yang memiliki hubungan lebih dekat dengan AS.
Ada pula fakta bahwa Washington sebelumnya menghentikan aliran cadangan suku cadang untuk memastikan bahwa armada F-16 Indonesia tidak dapat dioperasikan pada saat ketegangan tinggi dengan Australia pada 1990-an.
Pergeseran dari armada yang beragam yang mencakup desain Barat dan Rusia kemungkinan akan menjadi perdebatan sengit di Indonesia.
Banyak yang menduga kegagalan Indonesia membeli jet tempur F-35 adalah karena ditakutkan akan menyaingi Singapura, sekutu kuat Amerika Serikat yang lebih dulu membeli F-35.
Dari segi performa stand-alone, yang paling difavoritkan TNI AU adalah pesawat tempur siluman F-35 dari Lockheed Martin.
Karena Angkatan Udara Singapura telah bertekad untuk membeli pesawat tempur siluman F-35B, maka Angkatan Udara Indonesia tidak mungkin membeli pesawat jenis ini pada tahap ini,” Tulis Suho.com.
Adapula yang menduga jika Indonesia tak jadi beli F-35 karena ditawari iming-iming menggiurkan oleh Amerika Serikat.
Dari media Korea Selatan, Yna.co.kr yang dalam artikel terbitan 12 Februari 2022 lalu menyebut alasan kenapa Indonesia meninggalkan F-35.
Rupanya ada udang di balik batu yang menyebabkan Indonesia batal beli F-35 AS.
“Para ahli pertahanan percaya bahwa jika Indonesia mengontrak untuk mengimpor F-15 lama alih-alih F-35, ini mungkin karena AS telah menawarkan insentif yang signifikan seperti transfer teknologi,” Tulis Yna.co.kr dalam artikelnya.
Tapi hal berbeda justru diungkap oleh media Rusia.
Dalam sebuah artikel terbitan 18 April 2022, media Rusia Ferra.ru mengungkap alasan kenapa jet tempur Rafale Prancis lebih laris manis ketimbang F-35.
Salah satu alasannya adalah karena Prancis tak tebang pilih dalam menjajakan jet tempur.
“Jika Prancis menjual pesawat tempur Rafale-nya ke negara bagian mana pun, maka Amerika Serikat – hanya kepada segelintir orang terpilih.
Faktanya adalah bahwa Amerika takut bahwa negara-negara yang ‘tidak pantas’ akan mengetahui rahasia produksi F-35.
Selain itu, F-35 tidak bisa disebut sebagai pesawat yang membutuhkan sedikit biaya untuk perawatan dan pengoperasiannya,” Tulis Ferra.ru.
Wajar saja Amerika Serikat ketakutan, bahkan di proyek jet tempur KF-21 Boramae yang dikerjakan Indonesia dan Korea Selatan saja, AS berusaha mati-matian untuk menjegal NKRI dari mengakses teknologi inti KF-21 Boramae.
Alasannya sama, AS takut jika Indonesia pada akhirnya bisa swasembada membuat jet tempur canggih secara mandiri.
Discussion about this post