Solok – Pengerjaan rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi (DAK) yang terletak di lokasi khusus Bandar silanjai, jorong silanjai, kenagarian Talang Babungo, kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar, selaku kontraktor pelaksana Cv. Empat Putra. Proyek yang bersumber dari APBD Kabupaten Solok, tahun anggaran 2016, Nomor kontrak : 610/964/KPA-SDA/PUK-2016, dengan nilai kontrak Rp 435.760.000. Pada pekerjaan tersebut terlihat amburadul dan diduga kuat sesuai kontrak.
Dikatakan salah seorang warga, pengerjaan rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi ini terdapat beberapa kejanggalan. Antara lain, ketinggian pemasangan tembok/batu tidak sama karena sebagian pemasangan dilakukan hanya pada ketinggian 50 Cm saja dan ada juga 70 cm. perbedaan ketinggian itu menjadi tanda tanya bagi masyarakat sekitar. Lemahnya pengawasan dari Dinas PU Kabupaten Solok menjadikan kontraktor pelaksana bekerja asal jadi saja.
Parahnya lagi, ungkapnya, batu yang tertanam sebelumnya disepanjang lantai dan dinding irigasi, tidak di bongkar. Anehnya di timpa saja dengan adukan semen, padahal kondisi lokasi proyek berada di dataran tinggi dan berliku. Jika pekerjaan amburadul, tentunya ketahanan proyek rehabilitasi tersebut hasilnya tidak akan kokoh. Apalagi derasnya debit air yang dating dari hulu yang mengaliri saluran irigasi tersebut sangat deras. Derasnya air yang mengalir tersebut karena air itu datang dari ketinggian berliku di perbukitan. Nah, jika pemasangan batu pada dinding irigasi asal-asalan saja, maka tentunya akan mudah roboh akibat hantaman derasnya air tersebut. “Saya Yakin, tidak berapa lama lagi pasti bakalan jebol” jelas warga yang ikut diamini warga lainnya.
Salah seorang pekerja, yang minta namanya dirahasiakan mengatakan, Pengawas konstruksi dari PU Kabupaten Solok yang melakukan pengecekan pekerjaan, datang kelokasi hanya satu minggu sekali. Sedangkan harga material serta besaran upah yang akan diterima pekerja belum ada kejelasannya dan masih simpang siur. Tuturnya.
“Selama lebih dari dua minggu ini kami mengerjakan proyek itu, namun harga batu perkubiknya belum jelas sedangkan upah pemasangan tidak sesuai standar, artinya upah yang diterima pekerja sangat minim. Meskipun kami telah berkali-kali menanyakan kepada kontraktor CV. Empat Putra terkait harga material, sayangnya sampai saat ini belum ada kejelasan pasti mengenai hal tersebut dan kita hanya masih disuruh menunggu, padahal pekerjaan sudah di mulai selama dua minggu lebih akan tetapi hitung-hitungannya belum jelas. “ Ada apa sebenarnya” ungkapnya penuh heran.
Senada dengan ujang warga jorong silanjai, dimana ia tiap hari melintasi lokasi proyek irigasi tersebut, menurutnya ada beberapa kejangalan terkait teknis pengerjaannya. Selain amburadul, adukan semen melebihi takaran sebenarnya. Ia memprediksi bahwa bangunan itu tidak akan bertahan lama, dalam hitungan beberapa bulan bangunan tersebut berkemungkinan besar bakalan roboh.
Sebelumnya pada tahun 2015 lalu, pengerjaan rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi di Bandar yang sama yang dahulunya dikerjakan di hulu, terbukti belum sampai sebulan dibeberapa titik sudah ambruk. Sepertinya permasalahan tersebut akan kembali terjadi pada pengerjaan yang sekarang oleh CV Empat Putra ini. Jelasnya lagi.

Dikatakan Petani, “Kita para petani silanjai sangat berharap agar proyek pemeliharaan jaringan irigasi yang di kerjakan oleh CV. Empat Putra ini, dapat dilaksanakan sesuai teknis, kokoh dan bisa bertahan lama, dan jangan sampai ada permainan curang dalam pelaksanaannya” Ungkap petani penuh harap.
Terpisah, Wakil Ketua Lembaga Tinggi Komando Pengendalian Stabilitas Ketahanan Nasional (PIN RI) Prov. Sumbar, Anasrul Leo, dengan gayanya yang fenomenal mengatakan. Ia sangat menyayangkan jika ada rekanan yang diberi kepercayaan dalam pengerjaan sebuah proyek negara yang notabene didanai dengan uang rakyat, bekerja tidak sesuai kontrak atau melabrak bestek. Bila hal itu terjadi, maka ini merupakan tindakan korupsi. Ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-sawah atau ladang-ladang, dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi. Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kehilangan air karena kebocoran (leakage) dan rembesan (seepage) maka saluran harus dilapisi dengan bahan yang tahan terhadap gerusan air.
Pelapisan saluran atau sering dinamakan dengan lining saluran (canal lining) juga bertujuan untuk memantapkan stabilitas tanggul. Pelapisan ini dapat berupa pasangan dari batu, bata merah, beton atau baja, papar Anasrul Leo.
Sementara itu Pegawas kontruksi, Andi, saat dikomfirmasi melalui via ponselnya mengatakan kalau ia tidak mengetahui jika terjadi kejanggalan pada pekerjaan irigasi tersebut, namun ia berjanji akan mengecek kebenaran pekerjaan itu. Bersambung (TIM).
Discussion about this post