Padang, TARGETINDO.Com – Perbuatan tidak menyenangkan sekaligus pelecehan profesi yang dilakukan oleh pejabat kepada wartawan, kembali terjadi.
Kali ini, perilaku memalukan yang ditunjukan oleh oknum pejabat itu terjadi dilingkungan DPRD Kota Padang, yakni oleh Kasubag Humas bernama Elfauzi yang lebih akrab disapa Fauzi.
Perilaku angkuh sosok Fauzi terhadap profesi wartawan sebelumnya, memang kerap terjadi. Untuk yang sekarang, ditunjukannya kepada wartawan Media SKU Metro Talenta yaitu Sony Yunarso, Kamis (18/3/21).
Dikatakan Sony, kronologi kejadian berawal pada hari Kamis (18/3/21), ketika saya menelfon Kasubag Humas DPRD, menanyakan perihal terkait pariwara DPRD Kota Padang yang sudah dibuat atas persetujuan Kasubag Humas.
Kemudian kata Sony, saya coba mengkonfirmasi ulang ke Kasubag Humas Fauzi itu. Namun diluar dugaan saya, tenyata dia cukup lantang dan berucap sombong melalui selulernya yang berdurasi 3,51 detik.
“Media Metro Talenta tersebut tidak terdaftar di Dewan Pers”, ungkap Sony menirukan kembali ucap Elfauzi kepada para awak media.
Bukan itu saja, Fauzi juga menghina Media SKU Metro Talenta dan juga diri saya yang artinya hal itu sama saja melecehkan profesi seluruh wartawan, imbuh Sony.
“Bapak ini bego atau pura-pura bodoh”, sebut Sony kembali mengulangi ucapan penghinaan Fauzi kepada dirinya sebagai insan pers.
Padahal sejak beberapa tahun lalu, Media SKU Metro Talenta ini sudah bekerjasama dan berlangganan di DPRD Kota Padang, baik dalam pemberitaan maupun menyoal pariwara, terang Sony.
Terkait ucapan nan terkesan angkuh tersebut, Sony pun menghubungi Ketua DPRD Kota Padang, Syahrial Kani untuk meminta tanggapan atas tindakan buruk yang dilakukan Kasubag Humas DPRD ini.
Syahrial Kani mengatakan akan menindaklanjuti masalah tersebut setelah kembali dari Pekanbaru.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Dewan DPRD Kota Padang. Dirinya berjanji akan memanggil yang bersangkutan.
Selanjutnya, Sony meminta tanggapan terkait masalah pelecehan profesi wartawan tersebut kepada Ketua Umum DPN PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A., yang juga seorang Tokoh Pers Nasional.
Secara tegas Wilson Lalengke mengatakan oknum Kasubag Humas yang telah melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap wartawan dengan kata-kata ‘bego atau bodoh’ itu harus dicopot dari jabatannya, sebab dia tidak paham peraturan perundang-undangan dan memalukan pejabat lainnya.
“Tindakan yang dilakukan oknum Kasubag bersangkutan tidak layak dan tak beretika, oleh sebab itu harus disurati Ketua DPRD Kota Padang untuk meminta agar dia ( Fauzi ) dinonaktifkan,” tegas Alumni PPRA-48 Lemhanas RI Tahun 2012.
Lanjutnya, media yang tergabung di PPWI atau organisasi pers resmi lainnya di negara ini, sudah memiliki legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM, diantaranya Media SKU Metro Talenta. Legalitas organisasi PPWI dan Metro Talenta menggunakan Kop Surat berlogo Garuda dari Kemenkuham RI.
“Tidak ada lagi logo yang lebih tinggi dari Garuda Pancasila di Negara ini. Semua logo-logo lain harus tunduk dan taat kepada logo Garuda termasuk logo Pemda itu,” jelas Wilson Lalengke yang merupakan Alumni Pasca Sarjana di Utrecht University Belanda.
Ditambahkannya, ketika ada pejabat yang menjadi jongos Dewan Pers, itu merupakan ketololan dan tidak layak menjadi pejabat.
“Mereka bukan digaji Dewan Pers. Mereka diberi makan oleh rakyat, diberi pakaian seragam oleh rakyat, tapi otaknya kosong, perilakunya menyakiti hati rakyat,” terang Presiden organisasi Persaudaraan Indonesia Sahara Maroko (Persisma) ini menyesalkan.
Sekali lagi ditegaskan Wilson, untuk seluruh pejabat di negeri ini agar benar-benar melayani masyarakat pers dengan baik. “Peraturan dan kebijakan Pemda di bidang pers tidak boleh tergantung kepada kebijakan atau peraturan dari lembaga manapun, termasuk Dewan Pers yang logo kop suratnya bunga kamboja, bukan logo Garuda itu.
“Memang kerap disebut oleh banyak wartawan, bahwa sosok Fauzi dinilai sering bertingkah angkuh dan congkak. Belum lagi menyoal dugaan permainan kotor terkait proses kontrak kerjasama publikasi yang dilakoni ia bersama salah seorang bawahannya, bernuansa penuh intrik dan terkesan mengambil keuntungan di balik itu. Hal sedemikian sudah menjadi rahasia umum bagi sebagian besar insan pers Kota Padang”, ungkap salah seorang wartawan yang minta untuk tidak dituliskan namanya. (Red).
Discussion about this post