Sumbar, TI – Luar biasa memang, progres pengerjaan tol Padang-Sicincin menunjukan perkembangan sangat memuaskan. Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan tol sirip Pekanbaru-Padang sepanjang 30,4 km itu, bisa beroperasi pada Desember 2021.
Seperti yang disampaikan Basuki Hadimuljono di bulan Juli lalu, pembangunan tol Padang-Sicincin dipastikan bakal dapat meningkatkan konektivitas antara Provinsi Riau dengan Sumbar. Selanjutnya, dapat meningkatkan perekonomian khususnya pertanian, industri dan pariwisata.
Tentunya kehadiran jalan tol ini dapat menjadi salah satu solusi mengatasi kepadatan lalu lintas terutama arus komoditas.
Diketahui bersama, pembangunan Tol Padang–Sicincin dimulai pada Februari 2018 dan ditargetkan selesai serta beroperasi pada Desember 2021. Dapat dipastikan, awal Desember 2020 ini progres fisik Tol Padang – Sicincin mencapai 30,49 persen.
Cepat atau lambatnya pembangunan jalan tol ini, tentulah bergantung pada tahapan pembebasan lahan. Dengan lancarnya pembebasan lahan, maka Konstruksi akan bisa lebih cepat menyelesaikan pengerjaannya. Dengan begitu program kerja bisa dilaksanakan sebaik–baiknya demi kesejahteraan masyarakat.
9 manfaat pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru yang akan dirasakan masyarakat.
- Melancarkan lalu lintas
- Mempersingkat waktu
- Memajukan daerah berkembang
- Meningkatkan kualitas ekonomi
- Meningkatkan distribusi barang atau jasa
- Pemerataan pembangunan
- Meningkatkan keadilan
- Hemat biaya operasi kendaraan
- Penghubung antar daerah.
Seperti diketahui, panjang total jalan tol Padang-Pekanbaru, diperkirakan 254 km. Terbagi menjadi enam seksi. Yaitu Seksi I Padang–Sicincin, Seksi II Sicincin Bukittinggi, Seksi II Bukittinggi–Payakumbuh, Seksi IV Payakumbuh–Pangkalan, seksi V Pangkalan–Bangkinang dan seksi VI Bangkinang Pekanbaru. Secara keseluruhan ruas Tol Pekanbaru – Padang akan ditargetkan beroperasi pada tahun 2025.
Seperti yang kita lihat, pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru dikerjakan oleh PT Hutama Karya dengan nilai investasi Rp78 triliun. Dilaksanakan melalui perjanjian pengusahaan jalan tol yang ditandatangani pada 11 Oktober 2017.
Kehadiran tol Padang-Pekanbaru, diharapkan bisa memangkas waktu tempuh yang semula menghabiskan 9 jam menjadi 3–4 jam saja.
Selain itu, tol ini merupakan bagian dari Tol Trans Sumatra sepanjang 2.878 km. Terdiri dari koridor utama dan pendukung. Dimana ia membentang dari Lampung hingga Aceh sebagai koridor utama, beserta jalan pendukung (sirip). Dan kehadiran tol ini diharapkan mampu berdampak pada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pariwisata, migas dan pertanian atau perkebunan.
Diharapkan dengan kehadiran jalan tol Padang- Pekanbaru ini, mampu mengatasi problematika yang ada, terutama yang berhubungan dengan kemacetan, sehingga lalu lintas menjadi lebih lancar karena berkurangnya volume kendaraan di jalan utama.
Apabila lalu lintas lancar maka secara otomatis perjalanan distribusi barang menjadi jauh lebih cepat. Kelancaran distribusi tersebut tentu saja berdampak positif dalam hal peningkatan perekonomian.
Sesuai dengan hukum ekonomi, semakin cepat jalur distribusi maka semakin terjangkau harga produk atau jasa nya tersebut.
Selain itu, pembangunan jalan tol, juga memiliki tujuan lain yakni untuk meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan juga meningkatkan keadilan sosial untuk rakyat.
Walaupun terkadang di lapangan masih timbul beberapa masalah. Akan tetapi hal sedemikian (pembangunan jalan tol) setidaknya mampu menunjukkan pemerataan pembangunan yang kini tidak lagi hanya berpusat di daerah-daerah tertentu saja.
Penyelenggaraan jalan tol juga bertujuan untuk meringankan beban biaya pemerintah melalui partisipasi pemakai jalan. Setiap retribusi atau pajak yang dibayarkan oleh pengendara sangat membantu pemerintah dalam hal pembangunan ataupun perbaikan jalan tol yang jauh lebih baik lagi. (Akmal).
Discussion about this post