Padang, targetindo.com – Lama tak ke Pasar Raya Padang, akhirnya Walikota Padang H. Mahyeldi Ansyarullah Dt Marajo berkunjung ke pasar terbesar di Kota Padang itu. Jumat (10/3), Walikota Padang bersama Kepala Dinas Perdagangan Endrizal meninjau pembangunan di Pasar Raya.
Saat masuk pasar, walikota menyempatkan diri bercengkerama dengan pengutil cabai di belakang Blok IV Pasar Raya. Para pengutil nampak letih setelah bekerja. Mereka duduk melepas penat.
Para pengutil cabai nampak kaget saat melihat walikota menghampiri mereka. Satu persatu pengutil cabai disalami Mahyeldi.
“Alah makan lontong sadonyo ko? (Sudah makan ketupat sayur semuanya?),” tanya Mahyeldi kepada seluruh pengutil cabai.
Para pengutil cabai nampak malu-malu untuk menjawab. Mahyeldi kemudian memanggil penjual ketupat sayur yang ada di dekat itu untuk segera membuatkan ketupat sayur bagi seluruh pengutil cabai.
Mahyeldi lantas menanyakan pendidikan anak-anak para pengutil cabai.
“Sia anaknyo nan sedang kuliah kini? (Anak siapa yang sedang kuliah sekarang?),” tanya Mahyeldi.
Dari sekian banyak pengutil cabai, hanya seorang yang mengaku. Wanita paruh baya itu kemudian menunjukkan tangannya.
“Anak ambo Pak Wali. Kini kuliah di Unand (Anak saya Pak Wali. Sekarang berkuliah di Universitas Andalas),” jawabnya.
Mendengar itu, Mahyeldi cukup kaget juga sembari mengacungkan kedua jempolnya. Di tengah sulitnya hidup, masih ada yang mampu menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
“Hebat tu. Mudah-mudahan capek tamat (Hebat itu. Mudah-mudahan cepat tamat),” ujar Mahyeldi.
Walikota berpesan kepada seluruh pengutil cabai di Pasar Raya Padang untuk memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Apalagi saat ini untuk bersekolah tidak lagi dipungut biaya.
“Jan sampai anak-anak kito indak sekolah (jangan sampai anak-anak kita tidak sekolah),” pesan Mahyeldi.
Saat itu seorang pengutil cabai mendekat ke walikota. Ibu muda ini mengeluhkan biaya sekolah anaknya.
“Kalau nan indak bisa manyakolahkan baa Pak? (Kalau yang tidak bisa menyekolahkan bagaimana Pak?),” tanyanya kepada Mahyeldi.
Walikota pun memberikan solusi. Ibu muda tadi diajak untuk mendatangi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Padang.
“Silahkan datang ka Baznas, beko dibantu (silahkan datang ke Baznas, nanti dibantu),” terang Mahyeldi.
Ibu muda tadi pun sempat menyatakan rasa pesimisnya.
“Kalau jo apak ambo ka situ pasti dibantu. Tapi kalau indak jo apak tantu indak do (kalau dengan Pak Wali ke Baznas pasti dibantu. Tapi kalau tidak bersama Pak Wali tentu tidak dibantu),” ungkapnya.
Mendengar ungkapan polos itu walikota pun menjawab dengan berseloroh.
“Kalau jo ambo pai, beko berang lah laki sinan nyo (kalau dengan saya ke Baznas nanti marah suaminya),” seloroh Mahyeldi sambil tergelak dan diiringi tawa para pengutil cabe lainnya
Di setiap kesempatan, Walikota Padang memang selalu berpesan kepada seluruh warganya untuk memperhatikan pendidikan anak-anak. Sebab, anak-anak sekarang akan menjadi cikal bakal pemimpin masa datang. Apalagi Indonesia akan memiliki Bonus Demografi, di mana sekitar 25 tahun lagi penduduk Indonesia didominasi oleh pemuda.(Charlie Ch. Legi)
Discussion about this post