• Redaksi
  • Visi Misi
  • Kode Etik
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
Minggu, Maret 26, 2023
Targetindo.com
  • BERANDA
  • HEADLINE
    • PARIWARA
    • TARGETINDO TV
  • PERISTIWA
  • INVESTIGASI
  • ARTIKEL
  • SUMBAR
    • DPRD
  • INTERNASIONAL
  • LAINNYA
    • JAMBI
      • ACEH
    • JAWA BARAT
      • JAWA TENGAH
    • JAWA TIMUR
      • KALIMANTAN
    • KEPULAUAN RIAU
      • LAMPUNG
    • RIAU
      • SULAWESI
    • SUMSEL
      • SUMUT
    • PAPUA
  • POLITIK
  • OPINI
  • HUKUM & KRIMINAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
    • PARIWARA
    • TARGETINDO TV
  • PERISTIWA
  • INVESTIGASI
  • ARTIKEL
  • SUMBAR
    • DPRD
  • INTERNASIONAL
  • LAINNYA
    • JAMBI
      • ACEH
    • JAWA BARAT
      • JAWA TENGAH
    • JAWA TIMUR
      • KALIMANTAN
    • KEPULAUAN RIAU
      • LAMPUNG
    • RIAU
      • SULAWESI
    • SUMSEL
      • SUMUT
    • PAPUA
  • POLITIK
  • OPINI
  • HUKUM & KRIMINAL
No Result
View All Result
Targetindo.com
No Result
View All Result

Toleransi Dan Intoleransi Dalam Ibadah Puasa

168
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Dandim 0809/Kediri, Letkol Inf Purnomosidi

Puasa tidak identik dengan satu agama saja, banyak agama di seluruh dunia, juga memberlakukan kewajiban berpuasa dengan aplikasi maupun implikasi yang berbeda-beda.

Dalam menjalankan ibadah puasa, tidak harus mewajibkan orang yang ada di sekitarnya turut mengikuti alur aktifitas puasa itu sendiri, karena ibadah puasa adalah kewajiban dan tanggungjawab pribadi masing-masing bagi yang menjalankannya, dan hakekat menjalankan puasa itu sendiri berasal dari introspeksi diri melihat, mendengar dan memahami makna yang sebenarnya.

Puasa berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata Upa dan Wasa, di mana Upa artinya dekat atau mendekat, dan Wasa artinya Tuhan atau Yang Maha Kuasa.

Upawasa atau puasa artinya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi tujuan puasa dalam konteks agama yang berbeda-beda, tetap memiliki satu visi dan misi yang hampir mirip bahkan nyaris sama, bahkan ada juga yang persis sama antara satu dengan yang lain.

Dari situlah, bisa dijadikan pandangan berpikir, bahwa monopoli ritual keagamaan tidak bisa diberlakukan terhadap satu agama saja, terutama di negeri ini, karena bangsa ini lahir dari berbagai keberagaman dan kemajemukan, tetapi dalam satu komitmen yang mendasar, yaitu menyatukan deretan pulau-pulau yang membujur dari Sabang sampai Merauke, tanpa membedakan antara satu dengan yang lain.

Dalam Islam, pengertian puasa dalam kaidah bahasa bisa diartikan sebagai menahan, dan menahan di sini, yaitu menahan dari hal-hal yang masuk ke dalam mulut dalam bentuk makanan dan minuman, bahkan juga diartikan menahan dari perbuatan dan bicara.

Sementara pengertian puasa menurut secara syariah Islam disepakati para ulama, yaitu menahan dari apa pun yang membatalkan puasa, disertai niat untuk berpuasa dari terbit fajar sampai tenggelam matahari (maghrib).

Menurut ajaran Hindu, puasa adalah tidak sekedar menahan haus dan lapar, tidak untuk merasakan bagaimana menjadi orang miskin dan serba kekurangan, dan tidak untuk menghapus dosa dengan janji surga.

Puasa menurut Hindu adalah untuk mengendalikan nafsu Indria, mengendalikan keinginan, dan Indria haruslah berada di bawah kesempurnaan pikiran, dan pikiran berada di bawah kesadaran budhi.

Dalam agama Buddha, puasa dilakukan sedikit berbeda, karena masih diperbolehkan minum pada saat menjalaninya, dan dalam agama Buddha puasa itu disebut Uposatha.

Puasa ini tidak wajib bagi umat Buddha, namun biasanya dilaksanakan dua kali dalam satu bulan (menurut kalender Buddhis dimana berdasarkan peredaran bulan), yaitu pada saat bulan terang dan gelap (bulan purnama), tetapi ada yang melaksanakan 6 kali dalam satu bulan, dan puasa (uposatha) tersebut tidak wajib.

Puasa dalam Kristen juga berbeda, khususnya yang bermazhab Orthodox, puasa dilakukan 40 hari jelang Natal dan 40 hari jelang Paskah (keduanya menggunakan versi penanggalan Jullian), sedangkan dalam menjalaninya waktunyapun sudah ditentukan secara pasti yaitu jam 3 dini hari hingga jam 6 sore, dan hanya mengkonsumsi air putih dan makanan vegetarian selama 40 hari penuh.

Di samping makna dan tujuan yang sebenarnya, puasa itu sendiri dilakukan untuk menyatukan antara kekurangan manusia dengan kelebihan Tuhan, dan kehidupan jasmani dengan kehidupan roh. Di mana ketika kehidupan jasmani berlangsung, manusia masih memerlukan makanan dan minuman, sedangkan ketika menjalani kehidupan roh, manusia hidup tanpa makanan dan minuman.

Di Kota Sarajevo, Bosnia Herzegovina, 3 komunitas agama terbesar, yaitu Islam, Kristen (Orthodox) dan Yahudi, hidup rukun dan damai dalam segala perbedaan, dan yang paling menarik konstitusi yang diberlakukan sama sekali tidak mengontrol atau memonopoli pihak mayoritas kepada pihak minoritas.

Bahkan yang paling menarik untuk disimak adalah secara terang-terangan pihak otoritas setempat mengakui diadopsinya “Pancasila” dari Indonesia untuk diberlakukan di kawasan ini, pasca runtuhnya komunisme dan perang saudara yang berkepanjangan, serta usai selama puluhan tahun sebelumnya, hak kebebasan beragama diharamkan di negeri ini.

Sangat tragis, bila negeri ini yang dianggap sebagai pencipta “Pancasila”, justru ada sebagian oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, menjalankan roda tanpa setir yang cenderung berlebih-lebihan.

Padahal Pancasila menjadi dasar pokok bagi kehidupan umat manusia yang tinggal dan hidup di bumi nusantara ini, apalagi keanekaragaman sosial budaya yang ada di negeri ini, mulai dilirik negara lain, untuk dijadikan barometer kebersamaan di antara perbedaan.

Puasa adalah mencari makna di balik suatu hakekat, dan hakekat di antara ritual, serta ritual di dalam kerohanian, selayaknya dalam menjalani ibadah puasa, perlu disikapi secara bijak dalam mengambil langkah dan tindakan yang berujung pada suatu kesimpulan. (**)

Previous Post

Kenalan Melalui Facebook, Berujung Diperkosa

Next Post

Tinjau Harga, Gubernur dan Walikota ke Pasar Raya

Next Post

Tinjau Harga, Gubernur dan Walikota ke Pasar Raya

DPRD Padang Kunjungi Masjid dan Mushalla

Jenazah Berbicara Saat Dimandikan

Discussion about this post

IKLAN 1

IKLAN 4

  • Redaksi
  • Visi Misi
  • Kode Etik
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
Email : redaksitargetindo@gmail.com

© 2020 PT TARGET INDO CENTRAL GROUP

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • HEADLINE
    • PARIWARA
    • TARGETINDO TV
  • PERISTIWA
  • INVESTIGASI
  • ARTIKEL
  • SUMBAR
    • DPRD
  • INTERNASIONAL
  • LAINNYA
    • JAMBI
      • ACEH
    • JAWA BARAT
      • JAWA TENGAH
    • JAWA TIMUR
      • KALIMANTAN
    • KEPULAUAN RIAU
      • LAMPUNG
    • RIAU
      • SULAWESI
    • SUMSEL
      • SUMUT
    • PAPUA
  • POLITIK
  • OPINI
  • HUKUM & KRIMINAL

© 2020 PT TARGET INDO CENTRAL GROUP