Riau, TI – Lembaga Swadaya Masyarakat Riau menuding jika sejumlah proyek pengerjaan jalan Nasional di daerah tersebut terlihat asal jadi. Misalnya seperti pekerjaan yang dilakukan dari Simpang Kayu Ara, Simpang Lago, Lago Sorek 1, Simpang Japura, Pematang Reba Pelalawan, dan beberapa tempat lainnya.
Masyarakat tampaknya belum bisa menikmati keberadaan jalan itu. Karena dianggap pengerjaan tidak tertata sehingga tidak ada perubahan signifikan. Padahal proyek tersebut bernilai puluhan miliyar. Selain itu pemeliharaannya juga dinilai tidak sesuai sebagaimana mestinya.
Sekretaris DPC Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PERKARA Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Jumat mengatakan, puluhan miliar setiap tahun dikucuran dana dari APBN untuk pekerjaan jalan nasional, tetapi kondisinya jauh dari apa yang diharapkan.
Dikatakannya, seperti proyek simpang Kayu Ara, Simpang Lago, Lago Sorek 1, Simpang Japura, Pematang Reba Pelalawan yang dikerjakan oleh PT. Bina karya – PT Tripa abadi (KSO), dan kosultan Pengawas PT.Wesitan konsultansi Pembangunan (KSO) PT.Astakona Dutasarana dimensi, kondisinya sangat miris.
Ia mengatakan, begitu juga pemeliharaan di dari simpang Kayu Ara atau yang lebih dikenal Simpang beringin pasir putih, sampai Pematang Reba untuk pekerjaan Peservasi. Kegiatan minor seperti pembersihan draenase pemotongan Damija, pemasangan tiang KM, pekerjaan pengecatan jembatan, perkerjaan galian tanah draenase.
” Kegiatan ini patut diusut, begitu juga pemeliharaannya. Perkerjaan Paket 06 Wilayah 2 dari Simpang Kayu Ara, Pematang Reba tahun anggaran 2017 untuk perkerjaan preservasi rekontruksi setiap tahunnya di kucur dana untuk pemeliharaan jalan tersebut. Tetapi sekarang tidak ada aktivitas draenase malah ditutupi semak belukar,” ungkapnya.
Dikatakan David, hal yang tidak jauh berbeda dalam pemeliharaan juga terjadi di rekonstruksi simpang Lago Sorek 1, rehabilitasi mayor ssmpang Lago ke Sorek 1, rehabilitasi Mayor Sorek 1 ke batas Indargiri Hulu.
Ia menduga jika dana ratusan miliar kuat dugaan habis digerogoti bersama sama, mulai dari kasatker PPK, consultant perencana, consutan pengawas (supervisi ). Sekarang paket pekerjaan tahun anggara 2017 persivasi di pegang oleh PPK Alamsyah, kerjanya malah semraut.
“Puluhan tahun berjalan tidak pernah bagus jalan nasional tersebut. Mulai dari divisi satu sampai dengan tujuh. Kuat
dugaan digerogoti oleh managemen pemberi jasa, penerima jasa, dan cosultan. Selain itu jalan tak pernah bertahan lama, dalam hitungan bulan,”jelasnya.
Banyaknya item pekerjaan minor. Untuk item mayor dari Divisi 2 Draenase saluran berben U tipe Ds 3.604 m, divisi timbunan pilihan – 1600 M, timbunan biasa dari sumber galian. Galian perkerasan berbutir 35 m3 pembersihan jembatan 3500 m, lapisan pondasi agg kls A 287 m3, semua item tidak pernah terlihat di lapangan. Termasuk pekerjaan minor sepanjang paket Kayu Ara, Pematang Reba Kiri kanan jalan, itu pun sampai sekarang masih belum dipotong pada hal item di dalam kontraknya ada, namun sampai sekarang belum di kerjakan. Ia meminta agar penyimpangan itu segera diusut.
Sementara itu PPK Jalan Nasional di Pekanbaru, Alamsyah membantah jika banyak pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan. ” Kami sudah melaksanakan sebaik mungkin, jika ada kekeliruan silahkan untuk dibuktikan. Kami tidak berani bermain-main dengan uang negara,” jelasnya.
Alamsyah mengatakan, kalau pekerjaan tersebut untuk item pemotongan rumput dalam setahun empat kali, sudah dilakukan dan semua pekerjaan dalam item tersebut sudah dikerjakan dan bahkan sampai sekarang masi berlanjut. (DN)
Discussion about this post