Tahun 2015 lalu, Komunike Bersama Peduli Bangsa menantang para pemimpin bisnis yang merupakan konglomerat di Indonesia, untuk maju menjadi calon pemimpin, baik kepala daerah maupun kepala negara. Pengusaha dianggap sudah berhasil secara pribadi, dan kini sudah waktunya bekerja untuk publik.
“Sekarang ini, kita dorong pengusaha atau konglomerat untuk mau urus publik dengan menjadi pemimpin,” kata penggagas gerakan KBPI, Hamdi Muluk, saat seminarnya waktu itu di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Hamdi menilai, sudah saatnya pengusaha besar turun tangan mengurus publik. Sebab bangsa Indonesia, baik tingkat nasional maupun daerah. Akan maju apabila figur yang mengurus sektor publik, dari kalangan pengusaha atau konglomerat baik dan terpilih.
Sedangkan Mantan anggota MPR RI, Jusuf Wanandi mengatakan, sekarang ini ia sedang mencari pengusaha besar yang mau memperjuangkan kepentingan publik.
Terkait tantangan tokoh nasional ini, tentunya masyarakat Pekanbaru dapat berbangga diri. Karena seminar itu telah terjawab. Pasalnya, saat ini bakal calon pemimpin Kota Pekanbaru muncul seorang pengusaha besar yakni Jufri Zubir.
Jufri Zubir, pengusaha kaya raya, ramah dan murah senyum merupakan putra asli Pekanbaru. Sepak terjangnya didunia bisinis cukup dikenal dimata masyarakat luas, termasuk dikalangan para pengusaha dalam negeri dan luar negeri. Sosok konglomerat Jufri Zubir yang mudah didatangi ini, memang sudah menjadi kebanggaan masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru. Oleh karenanya, tak sedikit masyarakat Pekanbaru memintanya untuk mencalonkan diri sebagai calon Walikota Pekanbaru. Ungkap Dr.Burhanuddin,S.Sos,M.H. pengamat Kota Pekanbaru, saat wawancara eksklusif dengan media ini dikantornya.
Dr.Burhanuddin, S.sos,M.H, mengatakan. Ia cukup banyak mengetahui perjuangan panjang bisnis Jufri Zubir, yang dimulainya dari nol hingga menjadi konglomerat besar seperti sekarang ini. Kegigihan dan percaya diri yang dimilikinya, ditambah lagi dengan taatnya ia beribadah, menjadikan banyak orang sangat salut dengan sosok Jufri Zubir. Papar Master Hukum ini.
Sekarang ini, lanjut Burhanuddin, para calon pemimpin yang maju mencalonkan diri bertarung di Pilkada. Biasanya banyak yang menggadaikan harta, menjual bahkan menumpuk hutang agar terpenuhi biaya besar pencalonan diri mereka. Bisa dibayangkan, apa jadinya bila calon itu menang dan menjadi pemimpin daerah itu. Dipastikan ia akan berusaha dengan berbagai cara, untuk bisa mengembalikan atau mengganti kembali dana yang habis sebelumnya. Contohnya sudah sangat banyak, dan tidak perlu disebutkan namanya. Oleh karena itu, wajar saja jika satu persatu Kepala Daerah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan kasus berbeda-beda. Seperti tangkap tangan kasus suap, korupsi dan sebagainya. Pungkas Burhanuddin S.Sos,M.H.
Berbeda dengan Jufri Zubir, Ia sering membantu banyak orang dan juga suka meminjamkan uangnya dalam jumlah besar kepada pengusaha.
Burhanuddin berharap, Pekanbaru nantinya dapat dipimpin oleh seorang konglomerat. Selain terhindar dari korupsi, Masyarakat Pekanbaru dapat berbangga diri. Setidaknya kebanggaan yang telah diraih masyarakat Sumbar, terkait dua orang tokohnya, yang terpilih sebagai anggota DPR RI termuda dan Kepala Daerah termuda se-Indonesia.
Pekanbaru bisa menyusul pada versi yang berbeda, yakni bakal memiliki seorang pemimpin konglomerat. Tentunya hal ini akan masuk sebagai catatan baru di negara ini. Seperti Adek Rizaldi, Anggota DPR RI termuda se-Indonesia dan Sutan Riska Tuanku Kerajaan, bupati termuda se Indonesia yang merupakan putra asli Minangkabau. Maka Kota Pekanbaru meraih gelar, jajaran Walikota/bupati terkaya se-Indonesia. Tambah Burhanuddin,S.Sos,M.H.
“Saya tidak manapik air di dulang, jujur saja, saya belum pernah ketemu Jufri Zubir, tapi rekam jejaknya menjadi referensi bagi saya, karena itulah, saya sangat salut dengan dirinya, mudah-mudahan masyarakat Pekanbaru peka dan cerdik ketika memilih pemimpin” tuturnya lagi.
“Kalau sudah ada konglomerat..? ngapain pilih yang lain. Jika salah memilih, tentunya bakal kepilih pemimpin yang nantinya terpaksa korupsi di kemudian hari, agar hutang atau dana yang habis bisa tertutup kembali, yang pada akhirnya..? tentu masyarakat miskin makin bertambah miskin” tutup Dr.Burhanuddin,S.Sos,M.H.
Dilain pihak, Edison. Salah sorang pedagang pasar Kodim mengatakan, Jufri Zubir layak pimpin Kota Pekanbaru. Ia berharap, tahun depan Pekanbaru bisa dipimpin oleh seorang konglomerat seperti Jufri Zubir. Selain bisa mendatangkan banyak investor, kemajuan dibidang pembangunan dan ekonomi tentu bakal lebih meningkat lagi. Belakangan ini, pada umumnya masyarakat Pekanbaru merasa sangat senang setelah mengetahui Jufri Zubir ikut mencalonkan diri di Pilkada Kota Pekanbaru, paparnya.
“Beberapa bulan lalu Jufri Zubir pernah membeli sajadah dan peci di toko saya, padahal toko saya ini toko kecil, namun ia santai saja tanpa menawar harga yang saya tawarkan. Bahkan uang kembalian belanjanya diberikan kepada saya, penampilannya yang sederhana, membuat saya tidak menyadarinya, kalau ia adalah Jufri Zubir”. Terang Edison berbangga.
“Saya mengetahuinya setelah ia pergi dan itupun teman disamping toko saya yang memberitahukannya, kalau yang barusan belanja sajadah dan peci tersebut adalah Jufri Zubir, pengusaha kaya raya” jelas Edison lagi.
Kepada awak media ini, tetangga Edison yang berdagang di sebelah tokonya bernama Zulkifli, juga tak mau ketinggalan mengomentari tentang sosok Jufri Zubir. Dengan panjang lebar dikatakan …. Bersambung. (Akmal)
Catatan: Berita ini ditulis berdasarkan narasumber, data dan fakta sebenarnya.
Discussion about this post