Padang, TI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar kembali menggelar pertemuan dengan Kementerian ESDM, terkait rencana pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang, Pasaman Barat, Jumat (9/3/2018).
Pada pertemuan yang dihadiri Kepala Badan Litbang ESDM F.X. Sutijastoto dan Bupati Pasaman Barat Syahiran itu, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit menyampaikan jika pengembangan Pelabuhan Tapang selesai dilakukan, maka akan ada beberapa pihak yang akan memanfaatkan pelabuhan tersebut.
Salah satunya, kata Nasrul Abit, adalah Wilmar yang merupakan produsen CPO terbesar di Indonesia. Bahkan, pihak Wilmar sudah berminat untuk menggunakan jasa pelabuhan Teluk Tapang untuk mendistrisibusikan CPO dari Pasaman Barat melalui jalur laut.
“Selama ini truk CPO dari Pasaman Barat menempuh perjalanan 300 km selama 10 jam menuju pelabuhan Teluk Bayur. Jika Pelabuhan Tapang ini beroperasi, maka jalur pendistribusian CPO dari Sumbar ke luar akan semakin mudah, dan cost diatribusinya juga menjadi murah,” ujarnya usai menerima rombonga dari Kementerian ESDM di Kantor Gubernur Sumbar.
Jika Pelabuhan Tapang beroperasi, Nasrul abit menyebut bahwa perusahaan trasportasi laut yang mendistribusikan CPO dari Pasaman Barat juga diuntungkan, karena tidak perlu menunggu antrian yang memakan waktu hingga 10 hari di Pelabuhan Teluk Bayur yang semakin padat.
“Teluk Bayur sering kali mengalami kelebihan kapasitas sehingga mengakibatkan waktu tunggu muat barang hingga 10 hari. Nah, jika Pelabuhan Tapang beroperasi, maka kamacetan di Pelabuhan Teluk Bayur bisa berkurang,” ujarnya.
Selain Wilmar, mantan Bupati Pessel dua periode itu menyebut para nelayan juga akan memanfaatkan pelabuhan Tapang, karena produksi ikan tangkap di perairan Pasaman Barat cukup melimpah.
Selama ini, para nelayan seringkali kesulitan mendapatkan balok es untuk mengawetkan ikan pada saat ikan melimpah.
“Selaku Ketua Satuan Tugas Investasi Sumatera Barat, saya tentu akan terus mencari pihak-pihak yang akan memanfaatkan Pelabuhan Tapang nantinya, supaya pelabuhan tersebut bisa beroperasi secara maksimal,” bebernya.
“Namun untuk memaksimalknya, tentu diperlukan koordinasi dengan PT Pelindo II, Dinas Perhubungan dan Kemenko Maritim untuk memastikan pelabuhan Teluk Tapang dapat termanfaatkan,” sambung Nasrul Abit.
Kamis (8/3/2018) kemarin, tambah Nasrul Abit, Kepala Badan Litbang ESDM bersama Kepala Bappeda, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pasaman Barat dan perwakilan PT Pelindo II meninjau lokasi pelabuhan Teluk Tapang untuk mengetahui secara detil kondisi yang ada saat ini dan rencana pengembangannya.
Berdasarkan peninjauan tersebut, Kepala Badan Litbang Kementeria ESDM F.X. Sutijastoto, mengusulkan agar infrastruktur jalan dan listrik dibangun terlebih dahulu agar Pelabuhan Tapang bisa beroperasi lebih cepat.
Di samping itu, F.X. Sutijastoto juga menjelaskan, pengembangan pelabuhan Teluk Tapang akan mendorong pembangunan perekonomian dan membuka pasar energi.
“Menurut Pak Sutijasto, “Apabila pelabuhan ini dioperasikan dan berkembang, manfaat ekonominya cukup besar”, ucap Nasrul menirukan pernyataan Sutijastoto saat mengunjungi lokasi Pelabuhan Tapang.
Kepala Bappeda Kabupaten Pasaman Barat, tambah Nasul, jug menyebut bahwa saat ini sudah ada 122 hektar lahan untuk pelabuhan Teluk Tapang dan rest area serta 12 tapak.
“Kami di Pemprov juga telah mengajukan perubahan ijin penggunaan lahan seluas 168 hektar. Lahan tersebut akan cukup untuk pembangunan gudang, kantor, cold storage dan fasilitas lainnya di Pelabuhan Tapang nantinya. Kami berharap masyarakat mendukung rencana ini,” pungkas Nasrul Abit.
Discussion about this post