TS – Terkait hilangnya pembalap laut 50 kaki, terjadi pada jarak 1.500 mil perjalanan dari Selandia Baru ke Australia. Sebuah sekunar berusia 85 tahun dibawa pemiliknya, warga negara Amerika Serikat, bernama David Dyche III, istri dan anak remaja, serta 4 anggota kru lainnya.
Sekunar itu berangkat ke Australia pada awal Juni 2013, dan dijadwalkan akan memakan waktu perjalanan 8 sampai 10 hari. Kontak terakhir dilakukan pada 4 Juni menyebutkan bahwa kapal itu mengalami cuaca buruk di lautan, laporan yang dibuat oleh keluarga dan teman-teman yang ada di sekunar mengatakan akan terlambat tiba ke pelabuhan sekitar hari ke-12.
Sebuah pencarian penyelamatan pun akhirnya dimulai, namun selama pencarian itu tetap saja tidak berhasil. Pihak berwenang percaya bahwa kapal tua itu tenggelam setelah mengalami serangan badai dan semua orang di atas kapal itu kemungkinan telah mati. Namun, usai lebih dari 10 bulan, orang tua dari salah satu penduduk sekunar itu yang berasal dari Amerika Serikat, terus mencari ke perairan sepi di kawasan yang dikatakan tempat hilangnya sekunar tersebut, namun hanya sia-sia saja dan tak pernah ditemui tanda-tanda kehidupan.
Misteri Lenyapnya Malaysia Airline Penerbangan MH370
Tentu masih ingat dalam benak kita bahwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan Penerbangan 370 (MH370/MAS370) adalah penerbangan penumpang internasional. Menghilang pada tanggal 8 Maret 2014 dalam perjalanan dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ke Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing. Pesawat Boeing 777-200ER ini terakhir kali melakukan kontak dengan pengawas lalu lintas udara kurang dari satu jam setelah lepas landas. Pesawat ini dioperasikan oleh Malaysia Airlines (MAS), dengan mengangkut 12 awak kabin dan 227 penumpang dari 15 negara, kebanyakan di antaranya adalah warga negara Tiongkok.
Pada hari yang sama, upaya pencarian dan penyelamatan gabungan yang dikabarkan merupakan yang terbesar sepanjang sejarah, yang dilancarkan di Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan. Wilayah pencariannya diperluas hingga Selat Malaka dan Laut Andaman.
Namun pada tanggal 15 Maret, setelah muncul laporan dari media yang mengatakan penyidik AS percaya bahwa pesawat ini berbelok ke barat melintasi Semenanjung Malaya, setelah pengawas lalu lintas udara kehilangan kontak sedangkan sebuah satelit masih menerima “ping” dari pesawat selama beberapa jam, pencarian diperluas hingga Samudra Hindia. Per 18 Maret, diketahui sebanyak 26 negara terlibat dalam pencarian pesawat itu.
Pada tanggal 20 Maret, serangkaian foto satelit yang memperlihatkan kemungkinan adanya serpihan pesawat di Samudra Hindia selatan di sebelah barat daya Australia, tepatnya di ujung paling tenggara lokasi selatan, sehingga membuat aktivitas pencarian difokuskan di wilayah tersebut.
Serpihan lain di sekitarnya terlihat oleh pesawat militer Australia dan Tiongkok pada 24 Maret. Meski keberadaannya masih tidak diketahui, per 24 Maret, pejabat Malaysia Airlines dan pemerintah Malaysia percaya bahwa pesawat ini jatuh di Samudra Hindia Selatan tanpa ada satupun korban yang selamat, hal ini berdasarkan analisis oleh penyelidik penerbangan Britania Raya dan perusahaan satelit Inmarsat. (**)
Discussion about this post