Jakarta, TI – Pengusaha sekaligus mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa masuk dalam jajaran calon pengganti Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Kolega Erwin sekaligus mantan Ketua Himpi Sulsel, Andry Arief Bulu mengungkapkan isu ini menjadi pembahasan dalam peringatan HUT ke 43 Erwin Aksa di Lapangan Golf Senayan, Jumat (7/12/2018).
Menurut Andry, Erwin menyampaikan tidak dalam posisi untuk menanggapi isu yang “menggelinding” di parlemen ibu kota.
Erwin akan membiarkan proses ini berlangsung. Apalagi, putra sulung Aksa Mahmud ini masih menjabat sebagai ketua DPP Partai Golkar.
“Jadi, Pak Erwin menyampaikan juga paham dirinya adalah kader Golkar, jadi dia akan membiarkan prosesnya berjalan,” kata Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan wakil presiden RI, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini, Sabtu (8/12/2018).
Saat ini, proses pendaftaran menjadi domain dari partai pengusung Gubernur Anies Baswedan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 lalu. Menurut Anies, kedekatannya dengan Erwin Aksa tidak berati maju ataupun mengajukan.
“Kalau dekat dengan siapa saja tidak berarti kemudian maju, mengajukan dan lain-lain tidak,” kata Anies Baswedan di Balai Kota BKI, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).
Meskipun dekat dengan sosok Erwin Aksa, hal ini tidak lantas membuat Anies Baswedan mengajukan politisi Golkar tersebut untuk mendampinginya. Anies Baswedan mengatakan isu pencalonan Erwin Aksa menjadi Cawagub DKI Jakarta adalah hal tidak masuk akal.
Mengingat partai Golkar bukan partai pengusung pada pencalonan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017.
“Saya juga kaget mendengar gosip itu. Menurut saya gosip ini beredar diperlukan rendahnya kemampuan berpikir kritis untuk bisa percaya gosip ini. Tidak masuk di dalam akal,” kata Anies.
Anies juga merasa tidak mungkin partai pengusungnya yaitu Gerindra dan PKS mengusulkan nama yang bukan dari kedua partai tersebut.
“Mungkinkah nama barunya dari Partai Golkar? bagaimana gitu? Wong PKS sama Gerindra saja itu belum sepakat di antara mereka, tahu-tahu muncul nama ketiga, ya PKS pasti nggak mau terima, Gerinda juga pasti nggak mau terima. Karena namanya adalah ini dari DPP Golkar gitu,” jelasnya.**
Discussion about this post