Padang, targetindo.com – Kementerian Sosial (Kemensos) RI Bangun 40 unit rumah untuk gelandangan dan pengemis di Aia Dingin Keluarahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Bantuan ini diserahkan secara simbolis oleh Walikota Padang. H. Mahyeldi Dt.Marajo disaksikan langsung oleh Direktur rehabilisasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kementrian Sosial Republik Indonesia, Soni W. Manalu, Sabtu (31/12).
Soni W. Manalu menyebut, persoalan kemiskinan adalah faktor utama tumbuhnya pengemis dan gelandangan. Per 31 Mei 2016 jumlah galandangan mencapai 30.019 orang dan pengemis 23.595 orang. Angka ini seperti fenomena puncak gunung es di mana angka riilnya mungkinkan lebih tinggi.
“Gelandangan dan pengemis dasarnya di bagi dua. Gelandangan pada umumnya pengemis sedangkan pengemis belum tentu galandangan. Pada umumnya mereka tinggal di daerah kumuh seperti di kolong jembatan. Gedung-gedung kosong dan tanah kosong di daerah perkotaan, “ujar Soni.
Program yang dikemas dengan nama “Desaku Menanti” adalah solusi jitu mengatasi meningkatnya angka gelandangan dan pengemis.Bahkan, lanjutnya, mereka juga diberikan bantuan modal sebesar Rp30 kuta. Bantuan usaha ekonomi produktif, Rp. 5 juta. Bantuan untuk membeli peralatan rumah tangga, Rp. 1.5 juta dan bantuan jaminan hidup di berikan selama 3 bulan.
“Karena anggaran terbatas, tentu belum bisa tertangani keseluruhannya, “tukas Soni.
Sementara itu, Walikota Mahyeldi menyebut, di Kota Padang sendiri sudah didata sekitar 200 jiwa untuk dibina secara bertahap.
“Dengan adanya perhatian bagi masyarakat yang tidak mampu dari Kementerian Sosial melalui alokasi anggaran yang diberikan untuk Kota Padang adalah bagian dari solusi pengentasan kemiskinan, ” imbuh Walikota.(tim)
- Soni Manalu Kecewa
40 Unit Rumah Tidak Tuntas Pelaksana LKS Rahmah
PADANG. – Kementerian Sosial (Kemensos) RI Bangun Rumah untuk Gelandangan dan Pengemis di Kota Padang Sumatera Barat sebanyak 40 unit rumah.
Bantuan ini di serahkan secara simbolis oleh Walikota Padang. H. Mahyeldi Ansharullah. SP bersama Soni W. Manalu selaku Direktur Rehabilisasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang. Sabtu (31/12) di Kelurahan Balai Gadang. Kec. Koto Tangah.
Walikota katakan gelandangan dan pengemis data yang terhimpun berjumlah sekitar 200 jiwa di Kota Padang. Secara bertahap para galandangan dan pengemis terus di berikan pembinaan namun anggaran terbatas tentu belum bisa tertangani keseluruhannya.
Faktor pendukung berkembangnya aktifitas gepeng di Kota Padang antara lain penyebabnya ada warga memberikan uang kepada mereka di pinggir jalan dan persimpangan lampu merah. Ujar Walikota
Walikota mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Sosial RI atas alokasi anggaran yang di berikan untuk Kota Padang yaitu bantuan bahan bangunan rumah sebanyak 40 KK/ Masing- masing Rp. 30 Juta. Bantuan usaha ekonomi produktif masing-masing Rp. 5 Juta. Bantuan untuk membeli peralatan rumah tangga Rp. 1.5 Juta dan bantuan jaminan hidup di berikan selama 3 bulan. Kita berharap kepada warga binaan Sosial ini melalui LKS Rahmah dapat menggunakan bantuan ini sebaik mungkin.
Maka itu. Kami berani mengajukan proposal dimana Pemko Padang memiliki lahan lebih luas 1.2 HA berlokasi di Kelurahan Balai Gadang Ke. Kota Tangah yang sudah menjadi aset Kota sejak Tahun 2012.
Seperti di lihat bangunan Turap sekeliling melalui dana APBD Kota Padang sebesar Rp. 24 Milyar. Turap ini di bangun sebagai penahan tebing tidak longsor. Diatas tanah ini di bangun 40 unit rumah untuk pembinaan bagi gelandangan dan pengemis.
Pembangunan turap ini terlambat selesainya karena pengukuran ulang yang di lakukan oleh BPPN dan faktor cuaca akhir ini curah hujan cukup tinggi sehingga mengganggu kelancaran dalam pengerjaan bangunan rumah sebagai pelaksa LKS Rahmah. Terang Walikota.
Selanjutnya DR. Soni W. Manalu Direktur Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang pada acara penyerahan bantuan sosial pada program rehabilitasi sosial. Gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model program “DESAKU MENANTI” di Kota Padang Propinsi Sumatera Barat.
Soni W. Manalu katakan masalah galandangan dan pengemis bersumber dari persoalan kemiskinan berdasarkan dari pusat data kementerian Sosial tercatat per 31 Mei 2015. Jumlah galandangan mencapai 30.019 orang. Pengemis 23.595 orang. Data dikutip masih perlu ditanyakan kevaliditasannya. Dipastikan angka ini seperti fenomena puncak gunung es di mana angka riilnya di mungkinkan lebih tinggi.
“Gelandangan dan pengemis dasarnya di bagi dua. Gelandangan pada umumnya pengemis sedangkan pengemis belum tentu galandangan. Pada umunya mereka tinggal di daerah kumuh seperti di bawah kolong jembatan. Gedung-gedung kosong dan tanah kosong di daerah perkotaan” ujar Soni.
Dalam kesempatan itu. Soni merasa kecewa berat karena target 40 rumah yang di bangun belum terselesaikan semuanya dengan berbagai alasan teknis. Untuk itu saya mengimbau LKS Rahmah sebagai pelaksana program untuk segera menuntaskannya sesuai pedoman di tetapkan Kemensos RI. tegasnya.
Disamping itu Dinas Sosial Kota Padang lakukan koordinasi khususnya dalam pendampingan LKS Rahmah untuk lebih di intensifkan karena program yang di laksanakan merupakan usulan dari Pemerintah Kota Padang. Tekuknya (tf)
Discussion about this post