Ketapang, TI – Dari data yang diperoleh per tanggal 5 Februari 2018 dari 24 Puskesmas yang ada di Kecamatan di Kabupaten Ketapang, sudah ada sekitar 56 total pasien yang terserang Demam Berdarah Dangue (DBD).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, H Rustami, SKM.Kes, jika tidak cepat dilakukan upaya penanganan dilihat dari siklus 5 (lima) tahun Ketapang terancam Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap DBD.
Untuk itu dikatakanya, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) terus melakukan pemantauan terhadap seluruh Puskesmas.
“Salah satunya itu dilakukan pemantauan terhadap Puskesmas Kedondong yang masih tinggi angka pasien DBD nya,” ungkap Rustami, Rabu, (6/2/2018).
ia menjelaskan tinggi atau rendahnya terjadi kasus DBD dapat dilihat dari angka bebas jentik pada lingkungan dan rumah.
”Maka dari itu untuk menekan tingginya angka terhadap DBD, Dinkes selalu berupaya melakukan pendekatan ke masyarakat melalui penyuluhan dan memberikan abatesasi serta melakukan fogging jika diperlukan,” ujarnya.
Ia menambahkan, selain itu dengan adanya pengrehaban terhadap pemukiman kumuh dan drenase juga sangat berpengaruh sekali terhadap penurunan angka DBD lantaran pengurangan terhadap jentik nyamuk.
Lebih lanjut kata Rustami, karena pada umumnya DBD sering terjadi menyerang terhadap anak-anak akibat gigitan nyamuk pada siang hari, dirinya menyarankan kepada orang tua agar sebelum anaknya berangkat ke sekolah hendaknya selalu memberi olesan anti gigitan nyamuk seperti minyak serai.
Kemudian dia juga menghimbau kepada sekolah-sekolahan agar selalu menjaga kebersihan bak-bak (penampungan-red) air pada WC supaya terhindar dari jentik-jentik nyamuk.
“Karena di sekolahan itu biasanya banyak bak air dan jarang dibersihkan. Ada baiknya jangan menggunakan bak cukup pakai ember, anakpun tidak juga sering buang air di sekolahan,” tukasnya.
(AgsH)
Discussion about this post