Sumbar, TI – Akibat semakin sulitnya ekonomi masyarakat sekarang ini, pun berimbas makin semaraknya pekerja sex komersial ditemukan di berbagai kota negeri Ini. Perilaku itu ada yang dilakukan terang-terangan, sebaliknya juga ada yang terselubung. Sebagai daerah yang agamais di mana falsafahnya adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, Sumatera Barat tidak lepas dari kenyataan itu. Memang begitulah salah satu kenyataan yang ada di Kota Padang ini.
Memang jika kita terus menelusuri memang banyak cerita yang bisa digali dari mereka (PSK) tersebut. Ada yang menjadi hobi, dan tidak sedikit pula yang terpaksa melakukan profesi itu akibat factor ekonomi. Sebagai pramuria/PSK sebut saja EK (21) janda muda warga Padang beranak satu ini, Kamis (7/12) malam bercerita. Kalau dirinya terpaksa melakoni pekerjaan sebagai pramuria, lagi-lagi sebab himpitan ekonomi.
Sejak empat tahun lalu ditinggal sang suami. EK mengaku tak mampu penuhi kebutuhan si buah hati sendirian. Tergiur dengan mudahnya mendapatkan uang sebagai pramuria EK melayani nafsu setiap pria hidung belang baik yang datang lansung kepanya hingga menghubungi via akun jejaring medsos yang dimiliki.
” Saya datang ke salah satu lokalisasi terselubung di kota Padang sekitar pukul 20.00 WIB malam hingga pukul 10 pagi. Saya sengaja pulang jam segitu agar tidak terlalu kelihatan warga sekitar kampung kalo saya wanita malam.
Yang sangat mengagetkan dirinya mampu melayani hingga 10 pria hidung belang menjelang pagi di tempat ia mangkal. Selain tamu yang sering datang, sudah banyak yang berlangganan.
“Uang yang saya bawa pulang memang cukup lumayan, paling sedikit 1 juta dalam semalam,” Tambahnya
Meski demikian, EK sebenarnya tidak ingin melakukan hal itu namun karena harus menghidupi anak dan lainnya. Sehingga dirinya tidak bisa lepas dari situasi hitam tersebut. Dikatakan ketika dirinya bekerja sebagai pelantun lagu dari kampung ke kampong, tidak mampu cukupi biaya hidupnya.
” Selain untuk membiayai anak dan kebutuhan sehari-hari, saya juga menanggung kehidupan Adik dan ibu. Kalo saja ada modal mungkin saya buka salon saja,” ungkapnya terlihat ada rasa yang tertekan. (red)
Discussion about this post