Kab. Solok, TI – Kelompok tani merupakan sekelompok masyarakat, baik petani maupun peternak yang sengaja menghimpun diri dalam suatu wadah komunikasi antar petani yang ada dalam suatu kelompok tersebut.
Di samping itu, Kelompok Tani (Keltan) juga bertujuan sebagai media dalam rangka membangun kesadaran para anggota kelompok tani untuk mencapai kesejahteraan bersama (SK Menteri pertanian RI Nomor : 273/Kpts/OT.160/4/2007).
Dalam Keputusan Menteri tersebut, bahwa Keltan adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya.
Kelompok tani sangat penting keberadaannya, hal ini dikarenakan Kelompok tani pada dasarnya merupakan pelaku utama pembangunan di pedesaan. Artinya tanpa adanya para petani yang dapat selalu meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi hasil pertaniannya, baik secara kuantitas maupun kualitasnya.Maka pembangunan masyarakat di pedesaan atau suatu Nagari akan menjadi stagnan dan kehidupan petani akan selalu terjerembab dalam suatu jurang kemiskinan.
Berangkat dari latar belakang itu lah, Kelompok Tani atau Keltan Hidayatullah didirikan lebih dari 5 tahunan yang lalu. Keltan yang terletak di Jorong Lurah Nan Tigo, Nagari Selayo, Kabupaten Solok ini sangat aktif dalam menggerakkan para anggota petani yang terhimpun di dalamnya, selain itu juga ikut memberikan beberapa bantuan bibit serta benih tanaman pertanian, seperti cengkeh, kayu surian, petai, manggis, dan tanaman lainnya.
Tidaklah heran Keltan yang mengkhususkan diri di bidang Peternakan Sapi lokal dan pertanian, sering dijadikan Keltan percontohan. Hal ini karena para anggotanya mampu memaksimalkan peran dan fungsinya dalam meningkatkan kompetensi sebagai petani, sehingga membuat kesejahteraan mereka jadi meningkat.
Keaktifan itu tidak terlepas dari kemampuan para pengurus dalam memobilisasi para anggotanya, sehingga Keltan ini tidak menjadi Keltan yang hanya ada nama tanpa kegiatan, sebagaimana Keltan-Keltan kebanyakan lainnya yang biasanya hanya menjadi keltan bodong yang bertujuan untuk mendapatkan bantuan Dana kepada Dinas terkait saja. Dan atau setelah bantauan dana tersebut didapat, tujuan Keltan sering tidak tercapai.
“Kita mencoba memberdayakan para anggota secara baik, sehingga dengan menggunakan segenap kemampun dan dana yang ada, kita dapat meningkatkan sinergi peningkatan kompetensi antara sesama anggota dalam rangka menghasilkan profit yang maksimal yang kami istilah dengan Keltan dari petani, oleh petani dan untuk petani” kata ketua keltan Hidayatullah, Nurhadi saat ditemui awak media Targetindo.com beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Nurhadi mengungkapkan bahwa Keltan yang dipimpinnnya selama ini sudah mampu mengajak para anggotanya yang berjumlah sekitar 30 orang anggota untuk menjadi wadah komunikasi dalam melakukan penanaman coklat dan cengkeh yang luasnya sudah mencapai puluhan hektar.
Tanaman tersebut kini sudah dapat menghasilkan dengan baik dan memuaskan. Hal ini di tunjang dengan seringnya para anggota mengikuti pelatihan-pelatihan teknik pembudidayaan tanaman tersebut dengan baik, pungkasnya.
“Saat ini kami dari Keltan Hidayatullah, seiring keberhasilan dan keaktifan para anggota pada program-program sebelumnya, kami mendapatkan kepercayaan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian untuk mengelola Peternakan Sapi Lokal”, paparnya.
Sehingga dengan demikian, imbuh Nurhadi meneruskan, kami pun mendapatkan bantuan 8 ekor Sapi, kendaraan pengangkut pakan ternak, mesin pencacah pakan ternak sekaligus mesin pembuatan pupuk kompos berbahan dasar sumber daya lokal (organik) seperti halnya Tithonia, Kaliandra, jerami jagung, pecut kuda dan sumber organik lainnya yang tersedia secara lokal.
Di samping itu, pemerintah juga membantu biaya pembuatan kendang sapi tersebut, sehingga biaya yang dikucurkan pemerintah untuk program tahun ini saja tidak kurang dari 200 juta rupiah,” papar Nurhadi yang di dampingi Sekretaris, Bendahara dan anggota Keltan lainnya.
“Semua bantuan tersebut dapat kami pertangung jawabkan, baik secara kinerja maupun administrative. Bahkan saat ini kandang sapi tersebut sudah selesai pengerjaannya hanya dalam waktu seminggu. Lebih cepat 2 minggu dari yang ditargetkan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan”, sebutnya.
Kandang ini memang kami buat secara permanen, bahkan jauh lebih besar dan yang lebih penting lagi adalah bahwa biaya pengerjaannya hanya dilakukan secara swadaya oleh para anggota Keltan. Sehingga praktis tidak memakan biaya. Jadi dengan demikian bantuan pemerintah hanya dialokasikan untuk pembelian material bangunan. Sehingga tidak heran kalau Keltan ini patut diberi apresiasi sebagai Keltan Percontohan, imbuhnya.
“Oleh karena itu, sinergi dengan pemerintah baik itu pusat maupun daerah, terutama pemerintahan Nagari sangat diharapkan. Mengingat Keltan yang maju merupakan urat nadi perekonomian masyarakat,” tutur Yelli Riska Delvia yang dalam hal ini bertindak sebagai Pembina Keltan Hidayatullah, saat diwawancarai awak Targetindo.com di kesempatan terpisah. (AF)
Discussion about this post