Kota Solok, TI – Kesejahteraan Petani dan peternak khususnya sapi perah, merupakan salah satu konsen dari Pemerintah daerah Kota Solok sekarang ini. Hal tersebut dikarenakan peningkatan kesejahteraan para pelaku pertanian dan adalah salah satu tolak ukur ketahanan pangan masyarakat Kota Solok yang bermotto kan kota Beras Serambi Madinah.
Oleh karena Balitbang sebagai sebuah lembaga yang merupakan think thank nya Pemerintah Daerah, saat ini terus melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, baik berupa diskusi ilmiah, FGD, kajian maupun peneletiain. Sehingga Balitbang dapat memberikan masukan kepada Pengambil Kebijakan dilingkup pemerintahan daerah yang bersifat evidence based-policy.
Berkaitan dengan itu, dalam kata sambutannya saat membuka diskusi ilmiah pemaparan kajian awal penelitian, di depan para narasumber dan tim teknis, Kepala Balitbang, Marwis, SE, MM yang didampingi Kasubbid Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Musrizal, sebagai PPTK dalam kegiatan ini mengatakan “Saat ini pemerintah daerah Kota Solok terus berupaya untuk mengembangkan kesejahteraan petani, khususnya di Payo dalam menggalakan potensi agro wisata”.
Disamping itu, katanya, pemaparan awal kajian ini adalah tidak lanjut dari dua penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu kajian mengenai pengembangan sapi perah pada tahun 2018 dan kajian potensi tanaman jeruk di tahun 2019 (30/09/20).
“Dinamika dan kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Petani, sangat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada”, sebutnya.
Berbagai kekayaan dan Potensi yang ada; Potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sumber Daya Sosial dan budaya yang ada haruslah disertai dengan kemampuan dan kapasitas masyarakat petani dalam mengelolanya untuk menciptakan perubahan dan memanfaatkannya, agar berdaya guna dalam mencapai kesejahteraan dan meningkatkan produktifitasnya yang pada gilirannya akan berimbas terhadap kesejahteraan ekonomi Petani itu Sendiri“. Pungkas Dr. Roni Pazla, S.Pt, MP, M.Si pada diskusi ilmiah paparan awal kajian yang bertajuk Pemanfaatan Potensi Bahan Organik Berbasis Sumber Daya Lokal Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Pupuk dan Pakan Ternak.
Diskusi tersebut diadakan di Aula Gedung Serba Guna Badan penelitian dan Pengembangan Kota Solok (30/09/2020).
Lebih lanjut Pakar Peternakan Universitas Andalas ini, mengatakan, Optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lokal, merupakan salah satu langkah untuk kemandirian masyarakat Petani, dalam bidang ekonomi yang dapat dilaksanakan secara berkesinambungan (sustainable development).
Bahan-bahan yang berbasis lokal akan dengan mudah ditemukan dengan tidak memerlukan dana pengolahan yang besar, tapi bermanfaat secara efektif dan effisien, paparnya.
“Potensi lokal ini sangat banyak tersedia di Kota Solok, terutama di Kawasan Payo yang merupakan salah satu sentra Pertanian di Kota Solok”, terang Marwis.
Potensi itu diketahui, lanjut ia, setelah tim dari Balitbang Kota Solok yang bekerjasama dengan tim Peneliti dari UNAND melakukan survey awal kelapangan. Sehingga ditemukan tidak kurang dari 12 jenis tumbuhan liar yang dapat diformulasikan sebagai Bahan Dasar Pembuatan Pupuk dan Pakan Ternak.
“Tanaman Thitonia, Kaliandra, Rumput Benggala dan Pecut Kuda adalah beberapa diantara potensi sumber daya lokal yang sangat banyak terdapat di Kawasan Payo”, imbuhnya.
Selanjutnya tanaman ini tumbuh liar di Kawasan Payo dan hampir tersebar dibeberapa kawasan di Kota Solok pada umumnya, sehingga bahan ini dapat dijadikan sebagai bahan pupuk maupun pakan ternak organik yang mengandung protein nan cukup tinggi, tukas Marwis memaparkan.
“Tumbuhan-tumbuhan tersebut akan diformulasikan dengan berbagai jenis tumbuhan lainnya dilaboratorium yang dimiliki UNAND, bahkan dilakukan dengan teliti oleh pakar dibidang keahliannya masing-masing, dan akan diujicobakan langsung kepada ternak yang ada di Talang Babungo. Sehingga hasil penelitian ini nantinya akan dapat benar-benar akurat keabsahannya”, ulas sang ahli Ruminant Nutrition ini lebih lanjut.
Senada dengan itu pakar ilmu tanah Dr. Ir. Gusmini menjelaskan, hampir semua yang ada dilingkungan kita sangat berpotensi untuk dijadikan pupuk organik seperti halnya pupuk kandang, pupuk hijau maupun kompos yang diolah dari beberpa jenis tumbuhan yang tersedia secara lokal tadi.
Oleh karenanya, terang Gusmini, kita perlu meneliti lebih dalam lagi sehingga dengan demikian, dapat diketahui formulasi dari beberapa sumber daya lokal yang ada secara cermat dan detail serta dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau pakan ternak yang mudah dan ramah lingkungan.
“Pupuk dan pakan ternak berbahan organik tersebut, sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dimasa yang akan datang, serta memberikan keterjaminan terhadap agroekosistem yang baik demi keberlangsungan peningkatan produktifitas hasil pertanian. Baik itu berupa tanaman yang bersifat urban agriculture dan urban livestock”, tuturnya.
Kegiatan diskusi ilmiah yang dimoderatori oleh Kabid Pembangunan Inovasi dan Tekhnologi, Ir. Lihammar Desri Evaryta sangat hidup, hal ini terbukti dengan banyaknya sumbang saran dan pertanyaan-pertanyaan dari para peserta diskusi yang merupakan perwakilan dari OPD-OPD terkait dengan kajian ini.
“Semua sumbang saran yang Bapak ibu berikan, akan kami tampung demi perbaikan kajian dimasa selanjutnya” Tutup salah seorang anggota tim Peneliti senior, Dr. Ir. Adrinal, MS yang dalam diskusi ini bertindak sebagai pengarah dan pemimpin jalannya diskusi. (AF).
Discussion about this post