Agam, TI – Sekitar 10 ton ikan di keramba jaring apung di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, mati mendadak. Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam, Prov. Sumbar, Ermanto, ikan mati sejak kemarin saat daerah tersebut dilanda angin kencang. “Matinya ikan tersebut diduga akibat belerang dan angin kencang” terangnya.
Ikan yang mati itu tersebar di Linggai sekitar 4 ton, Duo Koto sekira 2 ton dan Sungai Tampang sekitar 4 ton. Semuanya berada Kecamatan Tanjur Raya. “Akibat kejadian ini, petani mengalami kerugian sekira Rp190 juta. Kita juga mengimbau petani keramba jaring apung untuk segera memanen ikan mereka untuk mengurangi kerugian,” pungkasnya.
Sekitar 10 ton ikan yang mati ini terdapat di 15 petak keramba jaring apung milik puluhan petani. Ikan ini mulai mati pada Jumat (26/8) pagi.
Akibat kejadian ini, petani mengalami kerugian sekitar Rp190 juta karena harga ikan sebesar Rp 19 ribu per kilogram. Ia menambahkan, ikan ini mati akibat tubo belerang, sehingga ikan asli Danau Maninjau jenis rinuak dan bada juga ikut mati.
Selain itu, kematian ikan tersebut juga disebabkan curah hujan tinggi disertai angin kencang yang terjadi pada Selasa (23/8) sampai Rabu (24/8), sehingga oksigen di dasar danau berkurang yang mengakibatkan ikan akan mati.
“Saat ini kondisi air danau vulkanik tersebut tenang dan ini harus diwaspadai oleh petani,” katanya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada petani keramba jaring apung untuk segera memanen ikan mereka, mengurangi untuk memberikan pakan. Lalu, mengurangi tebar benih dari 10.000 ekor per petak dengan ukuran 5×5 meter menjadi 2.000 ekor dan menghidupkan mesin oksigen.
“Ini harus dilakukan petani agar mereka tidak mengalami kerugian cukup besar,” katanya.
Salah seorang petani mengatakan awal mulanya ikan-ikan tersebut mengalami pusing dan beberapa jam setelah itu, langsung mati dan mengapung ke permukaan.
Discussion about this post