By : Yohandri Akmal
Mungkin kita sudah sering menyaksikan di jejaring sosial, terutama di Facebook, BBM, WA dan sebagainya. Di sana, banyak para wanita memajang foto-foto mereka. Tidak terkecuali mereka yang berjilbab, yakni mengenakan kerudung menutup kepala hingga dada kecuali muka. Berpakaian longgar dan tak transparan dengan menutup seluruh tubuh kecuali telapak tangan. Di beberapa negara, mereka sering menyebutnya sebagai hijab.
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya yang bukan muhrimnya”.
Hanya saja tampaknya dizaman now ini, kurangnya pengetahuan atau keinginan memperlihatkan tampilan asli tanpa jilbab atau ingin merasa lebih menarik dilihat lawan jenis. Sehingga membuat dirinya sering mengunggah foto tanpa jilbab dan bahkan menjadikan foto tersebut sebagai foto profil.
Padahal mereka mengetahui, bahwa fhoto dirinya yang di unggah di jejaring sosial seperti Facebook ataupun di WA dan lainnya, sama saja menyiarkannya ke banyak orang.
Kita tentu juga tahu, bahwa jejaring sosial itu adalah tempat umum (public space). Artinya, di sana tak hanya ada keluarga, tapi juga orang lain yang tidak kita kenal. Orang-orang yang berperilaku baik ataupun sebaliknya, semua terdapat di sana.
Menurut sebagian orang, mengunggah foto tanpa jilbab dan membiarkan dilihat banyak orang, sama saja dengan membuka aurat di depan umum.
Didalam Islam, mempertahankan jilbab dan menutup aurat itu wajib hukumnya, sementara berjejaring sosial itu hukumnya hanya mubah. Dan kalau menggunakan jejaring sosial membuat kita memajang foto tanpa hijab alias membuka jilbab, di sinilah hukum berjejaring sosial bisa menjadi haram.
Berjilbab itu harus ikhlas, berhijablah karena Allah. Jika berjilbab karena Allah, berarti kita telah berusaha mengikuti apa yang Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Yaitu, tidak membukanya di depan orang yang bukan muhrim di mana pun dan kapan pun. Baik itu didunia nyata maupun di dunia maya. Karenanya, tutupilah apa yang semustinya harus ditutupi meski hanya sehelai rambut.
Lelah berjilbab tapi tanpa keikhlasan atau hanya karena keberpura-puraan, tentunya akan menimbulkan kesia-siaan saja. Kalau mengaku berjilbab, tapi masih mengumbar foto-foto tanpa jilbab atau sebaliknya. Pastilah bakal menimbulkan beragam pertanyaan. Artinya, ikhlas atau tidaknya seseorang berjilbab bisa terlihat dari foto dirinya yang ia unggah.
Kita harus fahami, bahwa menjaga jilbab diri sendiri sama dengan menjaga kehormatan diri. Kegemaran mengunggah foto tanpa jilbab, tentulah akan membuat banyak orang (muslim) berfikiran negatif terhadapnya.
Untuk mereka yang memiliki istri, saudara, atau teman yang telah berjilbab, kewajiban kita adalah turut menjaga jilbab mereka di dunia nyata maupun di dunia maya.
Dengan menjaga jilbab seorang istri, saudara perempuan atau teman di dunia maya, sama dengan menjaga kehormatan mereka, Hakikat jilbab adalah untuk menjaga kehormatan diri seorang perempuan. Kalau sebagai suami, saudara atau teman kita membiarkan atau bahkan mengunggah foto tanpa jilbab, berarti dia itu tidak menyayangi mereka.
Mungkin kita bangga memiliki teman atau kekasih yang cantik dengan pamer di dunia maya. Tapi, apa manfaatnya untuk hidup kita? Dan kalau orang-orang sudah terpesona dengan kecantikannya, kita mau apa?
Terkadang ada yang berkilah, “Mungkin baru berjilbab”, bisa jadi?. Tapi, banyak yang sudah lebih dari satu atau dua tahun berjilbab melakukan hal ini. Menurut berbagai sumber, ini masalah logika dan keinginan untuk berjilbab dan belajar berjilbab dengan cara yang baik, bukan masalah baru atau lama dirinya berjilbab. Bukan juga masalah dia keluaran institusi pendidikan Islam atau jebolan pesantren yang sudah kenyang dan hapal dasar-dasar Islam. Tentu saja itu bukan jaminan seseorang akan berjilbab dengan baik dan ber etika di dunia maya.
Wanita berhijab belumlah tentu baik imannya, tapi wanita yang ber-iman sudah pasti berhijab. Menutup aurat bukan berarti tidak berdosa, tapi menutup aurat sudah pasti mengurangi dosa, setidaknya dosa membuka aurat.
Berhijab belum tentu dekat dengan Allah SWT, tapi sudah jelas ingin mendekatkan diri kepada Allah. Pastinya, hijab seorang wanita bisa menentukan pasangan hidup, karena wanita yang taat hanya dipilih oleh lelaki yang taat.
Discussion about this post