By : Emeraldy Chatra
Saya yakin banyak yang tidak menyadari bahwa riba adalah sebuah simbol permusuhan dari pemungut riba terhadap peminjam. Jadi bukan sekedar usaha mendapatkan keuntungan dari beternak uang. Bahkan, lebih parah lagi, riba adalah simbol upaya penaklukan sebuah bangsa.
Mengapa demikian?
Dalam kitab Taurat yang kemudian menjadi Perjanjian Lama terdapat sebuah ayat yang berbunyi: Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapi dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga–supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala usahamu di negeri yang engkau masuki untuk mendudukinya (Deuteronomy/Ulangan 23:20).
Di bagian lain pada Taurat terdapat ayat yang berbunyi:
Karena TUHAN, Allahmu, telah memberkati engkau, seperti yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; dan engkau harus meminjamkan kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak boleh meminjam, dan engkau harus memerintah atas banyak bangsa, dan mereka tidak akan memerintah atasmu (Deuteronomy/Ulangan 15:6).
Dua ayat di atas menjelaskan siapa yang tidak boleh mengambil riba dan siapa pula yang dari mereka harus diambil riba agar mereka menjadi takluk. Orang-orang yang harus dibebani dengan riba disebut goyim atau gentiles.
Goyim atau gentiles adalah mereka yang bukan penganut agama Yahudi. Status mereka, menurut kitab Talmud, lebih rendah daripada manusia. Manusia itu sebutan untuk golongan Yahudi saja. Di luar itu derajatnya sama dengan hewan. Karena itu mereka harus ditaklukan, dikuasai, negeri mereka harus dirampas, dan mereka boleh dibinasakan.
Paham diskriminatif seperti inilah yang membuat murka Hitler dan merespresi orang Yahudi. Tapi sebenarnya bukan hanya soal paham, juga pengejawantahan dari paham itu. Orang Yahudi menggunakan riba sebagai alat untuk menunjukan kebenciannya kepada goyim dengan cara memperdagangkan uang. Mereka tidak hanya menjadi kaya raya dari riba, tapi juga merasa telah mengikuti petunjuk Tuhan mereka.
Sangat disayangkan, kaum muslimin tidak begitu mengerti meta-teks dari riba itu. Mereka hanya tahu harus membayar lebih banyak. Kata interest atau usury diganti dengan bunga; seolah-olah riba itu harum dan indah.
Discussion about this post