JAKARTA – Istana Negara mengapresiasi tindakan sembilan wanita yang menghentikan aksi cor kaki dengan semen tersebut. Hal itu mereka lakukan guna menolak keberadaan pembangunan pabrik semen di Kendeng, Jawa Tengah.
Sementara itu Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak tega melihat rakyatnya harus menyiksa dirinya demi menolak pembangunan pabrik semen.
“Presiden concern dengan apa yang menjadi aspirasi masyarakat Rembang,” ujar Johan kepada Okezone, Rabu (14/4/2016).
Penghentian aksi itu, lanjut Johan, juga membuat Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) akan menemui kesembilan wanita tesebut.
“Untuk menemui para ibu-ibu untuk berdialog secara langsung dan mendengar apa yang menjadi aspirasi dan keinginan mereka,” katanya.
Lebih lanjut rencananya keduanya akan segera melaporkan hasil pertemuan tersebut ke Presiden. “Tentu Pak Teten dan Pak Mensesneg akan melaporkan kepada Presiden hasil audiensi dengan para ibu-ibu tersebut. Namun saya belum tahu kapan Pak Teten dan Pak Pratikno akan melaporkan hasilnya kepada Presiden,” jelasnya.
Adapun kesembilan perempuan tersebut, antara lain yakni, Supini, Surani, Riem Ambarwati, Deni, Ngadinah, Sukinah, Karsupi, Murtini dan Surani dari Pengunungan Kendeng, Jawa Tengah dan aksi tersebut akan tetap dilakukan sampai Presiden Jokowi menemui mereka. (Sumb:oke Z)
Discussion about this post