Jakarta, TI – Aktivis LSM GMBI WILTER DKI, Jawa Barat, Banten dan Lampung gelar aksi unjuk rasa, pada Kamis (06/11/19) di 2 tempat berbeda di Jakarta, yaitu di Kejaksaan Agung dan di Gadung KPK. Aksi tersebut di komandoi oleh Ketua Umum LSM GMBI H. Mochammad Fauzan Rachman SE.
Usai menyampaikan aspirasi, tepatnya di depan gedung Kejaksaan Agung Kebun Baru Jakarta, seluruh Aktivis LSM GMBI beriringan menuju Gedung KPK.
Dikatakan Tomi AriantoLeleulija SH, Ketua LSM GMBI Distrik Jakarta Timur, mulanya Iring-iringan mobil komando dan beberapa mobil pribadi, angkot dan bus menuju Gedung KPK, sementara pemandu jalannya para aktifis LSM GMBI mengunakan kendaraan bermotor.
Sesampai di jalan Pertamina, tepatnya dekat PTIK Jakarta, mobil Komando terhenti karena ada penumpulkan kendaraan R4 dan R2 di jalan itu, sebutnya.
Melihat mobil komando terhenti, para aktivis yang mengunakan R2 mencari jalan alternatif agar mobil komando kembali melanjutkan perjalanannya. Namun na’as bagi 2 (dua) orang aktivis GMBI pengendara motor Vixion yang dikendarai oleh sanusi (Boy) yang berboncengan dengan Subandi, tiba-tiba terkena pukulan dan tendangan bertubi-tubi dari aparat kepolisian, ungkap Tomi.
Masing-masing anggota GMBI itu yakni, Ketua dan Divisi Humas LSM GMBI KSM Duren Sawit Distrik Jakarta Timur Wilter DKI, sebutnya.
Berawal dari keinginan mencari jalur lain agar terhindar dari kemacetan, lalu keduanya mengambil lajur tengah, tiba-tiba seorang polisi melambaikan tangannya dan kemudian mendekatinya. Setelah kedua anggota LSM GMBI mendekat, spontan polisi itu marah-marah dan berkata “Hayo tabrak-tabrak. Kamu kenapa geber-geber motor”, sebutnya menirukan ucapan oknum polisi tersebut.
Aktivis GMBI itu menjawab sedikit kebingungan lalu balik bertanya ”ini ada apa pak, saya lagi ngawal iring-iringan mobil komando GMBI Pak”. Sebut aktifis kepada polisi, kata Tomi yang juga mengulangi kembali ucapan aktifis itu.
“Halah ngawal-ngawal..” sambil marah-marah polisi itu langsung melakukan pemukulan. Dengan atas alasan apa atau kesalahan apa yang dilakukan anggota/ aktivis LSM GMBI tersebut, sebutnya lagi.
Lalu beberapa orang rekan polisi lainnya yang berseragam hitam dan bersenjata laras panjang nan sedang berjaga dekat dari area kejadian mendatangi. Anehnya, bukan untuk melerai, malah ikut-ikutan menganiaya anggota GMBI, tukas Tomi.
Meski sudah terjatuh dari motor Vixsionnya, akan tetapi kedua orang Anggota GMBI tetap saja dipukuli, lalu rekan polisi yang mendatangi itu malah ikut-ikutan dengan tendangan kewajah badan anggota GMBI. Al-hasil darah keluar akibat pecahnya kulit pelipis dan bibir kedua aktivis GMBI (Sanusi dan Sugandi), terangnya.
Rombongan yang usai aksi di Kejaksaan Agung menuju KPK ketika melihat anggota satu bendera dan satu seragam tidak terima saudaranya di pukuli dan ditendangi oleh oknum polisis itu. Dan para aktivis LSM GMBI yang di wakilkan SEKJEN DPP menuntut agar peristiwa pemukulan yang berujung penganiayaan tersebut di usut tuntas.
Akan tetapi, hingga saat ini belum ada tanda-tanda informasi terkait pengaduan kami tersebut ditindaklanjuti, tutup Tomi. (Boy/TIM).
Discussion about this post