Palembang – Akibat doyan menonton film seks alias porno, seorang siswa Kelas 3 SMP di Palembang, nekat meniduri pacarnya sendiri yang duduk di bangku SMA. Hubungan terlarang mereka telah dilakukan sebanyak lima kali.
Akibat perbuatannya, siswa SMP, warga Keluarahan Bukit Lama, Kecamatan IB I ini terpaksa diringkus aparat Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta. Siswa itu diciduk aparat dikediamannya.
Kepada wartawan, Jumat (13/5/2016) Bocah yang masih ingusan ini mengaku. Hubungan terlarang mereka dilakukannya atas dasar tiga S, yakni suka sama suka. Jelasnya tanpa beban.
“Kami melakukannya di rumah saya, dan terkadang di rumah orangtua pacar saya. Kami ini bertetangga. Jika rumah dalam keadaan sepi kami pasti melakukannya. Jujur pak, saya sayang sama dia,” katanya kayak udah dewasa saja,
Meskipun begitu, tersangka tidak mengetahui alasan dirinya ditangkap. Namun seingatnya, tiga minggu lalu korban datang ke usaha jahit milik kakaknya untuk meminjam motor.
“Ditempat tersebut, pacar saya itu datang ke tempat kakak saya untuk menjahit, ia juga memanggil saya. Tapi karena takut dimarahi kakak, jadi saya pura-pura tidak tahu. Setelah itu, saya diam-diam keluar toko untuk menemui pacar saya itu,” jelasnya.
Rupanya, saat keluar toko milik kakaknya itu, korban justru marah dan langsung mukul bahu kiri tersangka. “Daya balas dengan tamparan sayang di mukanya, pacar saya nangis dan pulang ke rumahnya. Sumpah pak, tidak keras saya menamparnya, itu tamparan sayang,” akunya lagi.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede mengatakan, tersangka ditangkap atas pengaduan keluarga korban yang melaporkan perbuatan asusila RM terhadap anaknya.
“Sudah kami amankan, tersangka masih diperiksa atas dugaan asusila terhadap anak di bawah umur,” pungkas Maruly.
Catatan Redaksi: Semakin nekatnya anak-anak remaja berbuat mesum hingga dirumah orangtua. Menandakan lemahnya peran orangtua dalam mengontrol dan memperhatikan perkembangan akhlak anak setiap harinya. Jadilah orangtua sejati, jangan biarkan sang anak terus terjerumus dalam kenistaan. Dosa yang mereka berbuat, orangtua juga ikut menanggungnya. Faktor ekonomi, kesibukan dan lain sebagainya, jangan jadikan sebagai alasan sehingga membiarkan si anak terus bergelimang dosa.
Discussion about this post