Padang, TI – Bila kita melirik dunia persemenan negeri ini, tentunya ilmu pengetahuan dan wawasan kita tentang bagaimana teknis efisiensi produksi semen, strategi jitu manjemen perusahaan dan sebagainya, akan bertambah matang. Misalnya di perusahaan beton Semen Indonesia, PT.Semen Padang (PTSP).
Selain akan menambah ilmu pengetahuan, juga menarik bila ditelusuri. Kesan karakter membangun sangat banyak dipraktikan disini, tentunya tak terlepas “Bila di isi oleh petinggi SDM yang brilian dan ber ahklak”. Visi dan Misi PTSP maupun moto tertulisnya, luar biasa mengagumkan. Karena mampu menjadi referensi serta motivasi bagi pemuda pemudi bangsa ini, yakni akan bisa menjadi generasi tangguh dan handal di bidang dunia perusahaan persemenan.
Beberapa hari lalu, tim yang tergabung dari LSM dan media online membuat survei kecil-kecilan untuk menguji dan menyimpulkan persepsi karyawan PTSP, dan masyarakat lingkungan terhadap kiprah pejabat SP yang ada sekarang. Hasilnya, sekitar 35% setuju dengan pernyataan bahwa pejabat tinggi SP ber akhlak bagus dan profesional. Artinya, sepertiga yang jadi responden memang berpendapat bahwa menyoal sebagian besar ahklak pejabat itu, miris dan perlu perbaikan. Papar Amril, Ketua LSM PENJARA Prov. Sumbar sebagai yang mengetuai survey tersebut.
Sebagai masyarakat Sumbar tentulah hasil itu menyesakkan dada. Implikasi “Ahklak” sangat luas. Baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Ketika akhlak sudah dinilai memiriskan, maka wacana yang mengagungkan kebaikan-kebaikan telah jadul pula. Untuk itu, sudah saatnya perbaikan akhlak, jangan hanya puja-puji untuk sesuatu yang tidak ada atau “munafik”. Tutup Amril singkat.
“Tapi benarkah ahklak mereka itu, sudah miris atau hanya tinggal kesingnya saja? Kalau memang miris, apa sebabnya?”. Sebut Surya Sutan Sari Alam, pemerhati setia PTSP yang juga ikut dalam survey tersebut.
Sebagai salah satu perusahaan besar kebanggaan masyarakat Sumbar. Banyak orang masih melihat bahwa pejabat yang baik dan ber ahklak bagus masih bernaung disana. Cermin tutur bahasa, kecerdasan dan kejujurannya menunjukkan eksistensinya. Namun dirasa, tidaklah akan cukup untuk membawa roda kejayaan perusahaan. Bila oknum-oknum petinggi lain ber ahklak miris, suka memanuver atau menggerogoti isi perut perusahaan, sebutnya.
Sekarang ini, nilai-nilai ahklak dalam pengamatan atau hasil survey sementara tim. Sebagian kecil petinggi disana, akhlaknya seperti hampir sempurna dikesampingkan. Mungkin saja hal itu penyebab tipisnya iman didada, sehingga tak lagi takut bila berbuat kesalahan. Sekiranya ahklak sudah dikesampingkan, tentunya perilaku melanggar amanah dan sumpah jabatan tak lagi dihiraukan, sebut Surya berkira-kira.
Apakah mungkin ahklak yang miris itu akan bisa hidup bersinar kembali?. Ahklak bukan manusia yang sekali mati akan selamanya mati. Harapan untuk hidup bersinar kembali tentu tetap ada. Tapi semua terpulang kepada pejabat atau pemegang kendali itu. Bila mereka mau sejalan, seiya sekata dan se irama serta takut akan dosa dan neraka, tentulah ahklak baik bakal bermunculan di PTSP. Kuncinya bila kita mau, pastilah akan ada jalan ke arah itu. Sebaliknya kalau mereka cuek membiarkannya tanpa mau berubah, itu pun akan terjadi yakni ahklak pejabat tinggi yang rusak bakal terus berkeliweran. Pungkasnya serius.
Kembali menyoal kursi SP satu PTSP. Sesuai komitmen, diharapkan aspirasi masyarakat didengar dan diterima. Alangkah baiknya dalam waktu dekat ini, holding sudah dudukan putra daerah yang betul-betul murni memikirkan kemajuan daerah dan pusat. Sekali lagi Sosok itu sudah “Dipelupuk mata”, tukuk Surya memaparkan.
Dilanjutkan Surya, “Anjalai pamaga koto, tumbuah sarumpun jo ligundi, kalau pandai bakato kato, umpamo santan jo tangguli” Seorang pemimpin yang pandai menyampaikan sesuatu dengan perkataan yang baik dan bijak, akan enak didengar dan menyejukan bagi orang banyak. Jangan menunjuk pemimpin bak kata pepatah ini, “Bunyi kecek marandang kacang, bunyi muluik mambaka buluah. Bak galagak gulai kincuang, bak honjak galanggang tingga”. Seorang yang hanya besar bicara, tetapi tidak ada memberi hasil. Berlagak bijak dan pandai, tetapi sebenarnya kosong belaka. Tukuk Surya sembari berpantun seperti kebiasaan sebelumnya.
Bilamana ada permasalahan didalam manajemen PTSP, tak musti penetapan direksi yang seharusnya sudah disegerakan/ditetapkan malah ditunda entah kapan ada jawaban pasti. Mustinya pemegang saham, segera tetapkan nahkodanya PTSP agar kapal dapat berlayar tentukan tujuan.
Bila masalah pelik ada terjadi dan sedang bergulir, tak musti biarkan kapal tanpa nahkoda. Dengan secepatnya memutuskan manajemen baru PTSP. Tentulah perusahaan akan dapat ditata kembali, “lebih cepat lebaih baik”. Timpa Surya lagi menyarankan.
Selanjutnya, bila ada petinggi PTSP yang tujuannya tulus untuk efisiensi di berbagai bidang. Baik pemakaian atau penggunaan biaya dan lainnya. Maka wajib petinggi lainnya mendukung, bukan memanuver dengan trik menjatuhkan. Berikutnya, bila ada niat mulianya ingin meningkatkan kesejahteraan bersama, perlu di support. Sudahi jatuh menjatuhkan kawan.
Sekiranya kedepan ada terjadi kembali hal yang serupa, yakni bermain dibelakang layar dengan trik licik manuver kawan dan sebagainya, tentu akan sangat mudah terbaca. Ibarat kata pepatah “Alun takilek alah takalam, alun badatak alah badatik” (mudah terbaca maksud dan tujuan seseorang). Ungkap Surya meneruskan.
Ibarat kiasan kata “Kalau tidak bisa membuat jalan besar, harusnya bisa membuat jalan setapak untuk dapat dilalui kawan yang lain. Kalau tidak bisa jadi matahari, hendaknya harus bisa jadi lentera untuk menerangi sekitarnya”. Jangan kita berkarakter bak seperti ini “Bermuka seribu warna”. Ingat Surya Sutan Sari Alam.
Sifat buruk meraup keuntungan illegal dan menumpu kan kesalahan pada kawan alias cuci tangan, tentulah itu mencerminkan mentalnya telah rusak. Sekiranya di PTSP ada bercokol karakter buruk seperti itu, holding musti tanggap dan bila perlu dipecat segera.
Pakailah sifat ksatria seperti Setnov, meski dirinya merasa tidak berbuat ataupun sebaliknya, tapi sportifitas dengan sikap satrianya memenuhi panggilan KPK walau berujung nabrak tiang listrik. Namun sifatnya itu, sudah membuktikan dirinya bermental tangguh dengan tidak cuci tangan. Pungkas Surya Sutan Sari Alam menyudahi pendapatnya, Jumat (24/11/17).
Terpisah, Ir.Indrawan Ketua Umum Komunitas Anak Daerah (KOAD) dikantornya, kembali awak media ini meminta pandapatnya terkait permasalahan yang sempat mencuat kemaren itu, Cost Overrun. Dikatakan Indrawan, sebagai pejabat di dunia persemenan seperti PTSP, mental tangguh dan berani musti dimiliki. Bila sekira ada memainkan jurus kampay, yakni lempar batu sembunyi tangan, tidaklah bakal bisa menutupi kesalahan yang telah dilakukan. Apalagi menumpu kan kesalahan kepada kawan. Ingat, sepandai-pandai menyimpan bangkai, suatu waktu pasti tercium juga. Yakinlah bahwa “Nan bungkuk yang kadimakan sarung, nan bagarieh yang kadimakan pahek” (siapa yang membuat kesalahan maka dialah yang akan terima akibatnya).
Sebab, lanjut Indrawan, walau para pihak yang terlibat didalamnya berusaha cuci tangan dengan jurus silat kampay nan dimainkan. Misalnya, terkait pembangunan sebuah proyek. Tentunya dibalik itu, punya mekanisme FS dan charter yang berisikan hak, kewajiban dan tanggungjawab. Selain itu, juga ada kebijakan, job description, SOP, Work Instruction. Dan selanjutnya, ada list resiko dan control sehingga jika terjadi Cost Overrun maka itu dapat di trace. Dan bila ada kesalahan tim proyek, engineering/perencana atau salah ambil keputusan, tentulah selanjutnya akan ada audit proyek. Jadi tidak hanya melalui audit laporan keuangan proyek saja, pungkas Indrawan.
Kita ketahui bersama “Job description” merupakan amanah perusahaan kepada karyawan dalam menjalankan tugasnya. Semakin jelas job description diberikan, tentunya serius menjalankan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan, dapat terlaksana dengan baik dan benar. Seiring deskripsi pekerjaan, penyataan tertulis mengenai gambaran suatu pekerjaan, kondisi dan hubungannya dengan bagian lainnya.
Menurut saya, beber Indrawan, mustinya audit laporan keuangan tak perlu cape-cape dilakukan. Karena tidaklah ada pengaruhnya, sebab laporan keuangan hanya catatan keuangan atau terjemahan akhir aktifitas saja. Yang musti dicari adalah kebenaran aktifitas, bukan kebenaran mencatat keuangan. Sebut Ir.Indrawan seakan mulai action dengan ilmu pamungkasnya.
Oleh karena itu, jangan berlaku bak seperti gaya pesilat yang sedang memainkan aneka jurus kampai. Bila terkait persoalan Indarung VI tersebut, jurus yang bisa digunakan adalah kejujuran, gentlemen dan bertanggungjawab.
“Aahh, kalau benar begitu, habat juga Indrawan ini ya” sebut penulis ini dalam hati.
Diteruskan Indrawan. Disisi lain, perseroan melaksanakan prinsip akuntabilitas dengan menitik beratkan pada peningkatan fungsi dan peran setiap Organ Perseroan dan Manajemen, sehingga pengelolaan usaha perseroan dapat berjalan dengan baik. Perseroan menerapkan sistem pengendalian internal dengan sebagian tugasnya adalah melakukan pengawasan internal.
Perseroan menerapkan asas tanggung-jawab dengan senantiasa berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian, dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, biasanya perseroan menerapkan azas kesetaraan dengan memperlakukan seluruh stakeholders secara berimbang (equal treatment). Juga yang tak kalah hebatnya, biasanya perseroan juga membuka akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan sumbang-saran bagi kemajuan perseroan. Namun perseroan juga menetapkan aturan kerahasiaan informasi yang membatasi akses informasi oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
“Naah.., walau selihai apapun bersilat lidah, tidaklah bakal dapat terhindar. Karena system sudah mengepung kinerja dan tanggungjawab masing-masing. Perilaku jujur dan sportif, akan membuat anda lebih mulia dihadapan kawan sesama internal perusahaan daripada “cuci tangan”.
Apabila system itu dijalankan dengan baik dan jujur. Selain manajemen perusahan dapat tertata dengan baik, kebanggan sebagai anak negeri berkiprah di dunia persemenan ini, akan baik pula dimata publik. Sifat nan suka lempar batu sembunyi tangan “sudahi”. Bila ndak ngerti-ngerti juga dan terus bersilat lidah terkait cost overrun, maka kami sebagai LSM akan menyusun laporannya”. Tutur Indrawan mengingatkan.
Kesimpulannya, apapun permasalahan yang sekira rumit. Seyogyanya penetapan direksi baru PTSP tidak terkena imbas atau dimolorkan. Lebih cepat lebih baik adalah tindakan benar dan tepat. Jayalah Semen Indonesia, janganlah hal yang lebih penting nan telah terlihat genting “tertunda”. Pungkas Ir.Indrawan, yang terlhat betul-betul sosok pemerhati PTSP berhati mulia. (Mal/TIM)
Discussion about this post