Dharmasraya, TI – Pekerjaan Normalisasi Sungai dan Turap Batang Siat-Piruko di Jorong Bukit Bajang Nagari Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, terlihat amblas. Padahal pengerjaannya baru beberapa minggu usai dikerjakan (selesai PHO) oleh BWSS.V.
Proyek pembangunan Normalisasi Sungai dan Turap Batang Siat-Piruko berada dibawah dirjen Sumber Daya Air Derektorat Sungai, Danau dan Waduk Kementrian PUPR.
Melalui telpon selularnya salah seorang petugas BWSS.V, Kamis, 09/04/20 sekira pukul 11 Wib, Awak media ini coba lakukan konfirmasi, namun yang bersangkutan tidak bisa menjawab konfirmasi wartawan.
“Menyoal seputar proyek tersebut, saya tidak bisa menjawabnya karena harus se izin pimpinanan saya yaitu Saidul dan Satker Martius”, sebutnya singkat.
Tidak berhenti sampai disitu, awak media ini kembali coba lakukan konfirmasi dengan Martius. Konfirmasi juga dilakukan lewat telpon selular, akan tetapi Martius tidak bersedia mengangkat meski sudah berulangkali dihubungi. Padahal yang bersangkutan sedang berada di Dharmasraya, dalam rangka menyerahkan bantuan bencana covid-19 kepada Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan.
Diketahui bahwa pekerjaan Proyek Normalisasi Aliran Sungai dan Turap Batang Siat-Piruko Nagari Koto Baru tersebut dikerjakan oleh CV. Nava Karya Kontruksi.
“Proyek dengan anggaran miliaran rupiah ini memang menjadi tanda tanya oleh masyarakat disini. Pasalnya belum beberapa minggu selesai dikerjakan, sudah amblas”, ungkap salah seorang warga setempat yang tak ingin disebutkan namanya.
Salah seorang pemuka masyarakat setempat yang juga tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan, sejak awal pembangunan proyek dilaksanakan, pembangunannya memang terlihat asal jadi.
“Selain itu, terkadang saya menjadi heran, kenapa tenaga ahli proyek serta perlengkapan alat pendukung pekerjaan, sangat minim sekali, imbuhnya singkat.
Ketua Umum LSM ACIA Darwin, SH saat dimintai tanggapannya, dirinya menjelaskan, terkait amblasnya turap penahan tebing Batang Siat-Piruko tersebut yang padahal belum berapa lama usai di PHO, memang perlu untuk dipertanyakan, sebut ia.
“Kejadian itu tentulah akan mengejutkan masyarakat sekitar dan kita semua. Bila pekerjaan itu telah sesuai speksifikasi teknis, tentunya tidak akan terjadi hal sedemikian yakni turap penahan tebingnya amblas”, ungkap Darwin.
“Menurut saya, lebih baik kita surati saja ke kementrian PUPR, supaya pekerjaan proyek tersebut bisa kembali dikaji ulang”, pungkas Darwin SH.
Saat berita ini diturunkan, Tim media bersama LSM masih melakukan upaya konfirmasi kepada pihak terkait. (Anton/Erman).
Discussion about this post