Padang, TI – Saat ini Bank Nagari Kembali ditunjuk pemerintah sebagai Bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhitung mulai September 2016. Sektor usaha yang dapat dibiayai untuk sementara ini hanya sector pertanian, perternakan dan perikanan dengan target penyaluran mencapai Rp. 100 Miliar. Dimana rinciannya adalah, Kur Mikro Rp 25 miliar dan Kur Ritel Rp. 75 miliar. Hal ini terlihat saat sosialisasi dan peluncuran KUR Bank Nagari, di Hotel Kyriad Bumiminang
Keberadaan Bank Nagari yang selama ini memberikan kontribusi kepada masyarakat, dirasakan berdampak positif terhadap pembangunan Sumatera Barat. Program KUR telah terbukti membantu ekonomi masyarakat seperti pada sector pertanian, usaha mikro dan usaha kecil. Nantinya diharapkan tidak ada lagi kredit macet di KUR ini.
Bank Nagari menilai kalau kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sumbar tahun 2016 sebesar Rp100 miliar dirasa masih kurang, karena sangat banyak masyarakat Sumbar yang membutuhkan KUR ini. “Jumlah Rp.100 miliar ini rasanya masih kurang”, kata Direktur Utama Bank Nagari Dedy Ihsan usai peluncuran KUR di Padang.
Dedy Ihsan mengatakan pihaknya baru aktif menyalurkan KUR pada minggu ketiga September dan sekarang telah tersalur Rp8,7 miliar. Dalam dua bulan ke depan, kita optimis anggaran sebesar Rp.100 miliar yang dipercayakan akan tersalur keseluruhanya dengan baik.
Bank Nagari saat ini memiliki 34 cabang pada 19 kabupaten dan kota di Sumbar. Dan masing-masing cabang siap untuk menyalurkan KUR, ujarnya.
Sebelumnya perseroan tidak ditunjuk pemerintah sebagai salah satu penyalur KUR di tahun 2016, karena rasio kredit bermasalah dianggap tinggi.
“Memang pada awalnya tidak disetujui, namun dengan lobi-lobi yang ngotot, akhirnya per September diberikan kesempatan oleh pemerintah. Sehingga Bank Nagari diberikan pagu sebesar Rp100 miliar,” katanya, Selasa (1/11/2016).
Menurutnya, KUR Bank Nagari tersebut diprioritaskan untuk pembiayaan di sektor pertanian mencakup perkebunan dan kehutanan, sektor peternakan dan perikanan. Dirut menargetkan pagu penyaluran KUR yang diberikan pemerintah tersebut, nantinya dapat tersalurkan dengan lancar hingga penghujung tahun 2016 ini.
Sebelum ditunjuknya sabagai Bank penyalur KUR tersebut, sangat mempengaruhi akselerasi penyaluran kredit Bank Nagari kepada UMKM. Dimana jumlah debitur KUR Bank Nagari yang pada bulan Desember 2014 sebanyak 25.727 orang menurun signifikan menjadi 14.345 orang pada Desember 2015, baik karena KUR tersebut lunas atau karena pindah ke bank lain.
Menyikapi kondisi ini, maka Bank Nagari berupaya keras untuk memenuhi persyaratan untuk ditunjuk kembali sebagai Bank pelaksana KUR. Setelah melalui proses yang cukup panjang maka akhirnya pemerintah menyetujui Bank Nagari sebagai Bank penyalur KUR 2016, namun sektor usaha yang dapat di biayai untuk sementara dibatasi dulu kapada sektor pertanian, perikanan dan peternakan.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengharapkan, dengan ditunjuknya Bank Nagari sebagai salah satu Bank penyalur KUR, bisa mendorong pertumbuhan sektor usaha di daerah itu. Karena mengingat sebagian besar pelaku usaha masih terkendala keterbatasan modal. Kepercayaan ini harus dijawab dengan penyaluran yang professional, paparnya.
“Harapan kami petani yang dulunya hanya menjual produk pertanian, setelah mendapatkan KUR bisa meningkatkan usahanya,” kata Irwan Prayitno,
KUR sebelumnya terbukti berperan optimal dalam menggerakkan pertumbuhan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah itu, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Adapun angka penyaluran KUR per Agustus 2016 sudah menyentuh Rp2,38 triliun atau meningkat 225% dari tahun sebelumnya sebesar Rp733 miliar melalui tiga bank milik pemerintah.
Zirma Yusri, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar menyebutkan, peningkatan penyaluran KUR itu ditopang dengan kebijakan pemerintah guna memperkuat permodalan UMKM, terutama dengan subsidi bunga hanya 9%.
“Dengan subsidi bunga ini, diharapkan semakin banyak pelaku usaha yang terbantu permodalannya, sehingga UMKM punya daya saing,” katanya.
Menurutnya, jumlah pelaku UMKM saat ini sudah melebihi 900.000 pelaku usaha, atau berkisar 15% dari jumlah penduduk Sumbar yang totalnya sekitar 5 juta jiwa. Namun, dari jumlah UMKM yang ada, baru sekitar 169.751 pelaku usaha saja yang mendapatkan akses permodalan lewat KUR, sejak program tersebut diluncurkan pada 2007 lalu.
Total penyaluran KUR melalui tiga Bank plat merah di Sumbar mencapai Rp2,38 triliun, dengan rincian BRI menyalurkan Rp1,95 triliun kepada 105.460 debitur, BNI sebesar Rp249 miliar kepada 1.135 debitur, dan Bank Mandiri mencapai Rp176 miliar untuk 4.621 debitur.
Adapun, outstanding kredit yang belum jatuh tempo dari tiga bank ini mencapai Rp1,95 triliun, dengan rincian BRI sebanyak Rp1,58 triliun, BNI sebanyak Rp219 miliar, dan Bank Mandiri sebesar Rp150 miliar. “Hanya tiga Bank yang menyalurkan KUR di Sumbar, satu lagi mulai September Bank Nagari juga salurkan. Kami ingin alokasinya terus meningkat,” ujarnya.
Direktur Kredit Bank Nagari, Hendri mengatakan, penyaluran KUR untuk Sumbar yang dilaksanakan Bank Nagari dibatasi hanya untuk sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. “Kalau untuk KUR mikro, plafond pinjamannya maksimal Rp25 juta”, paparnya.
Hendri yakin, KUR akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan usaha masyarakat yang muaranya mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga di tahun depan bisa diperjuangkan kembali untuk mendapat kuota KUR. (**)
Discussion about this post