Katik Heler: Bila pekerjaan tidak sesuai kontrak, saya akan laporkan ke PSDA Prov. Sumbar
Sijunjung, TI – Pekerjaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Batang Piruko Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat yang dikerjakan oleh CV. David Perkasa, Nomor Kontrak 20.13/PBPP.WS-APBD/PSDA-V/2018 dengan Nilai Kontrak Rp. 1.489.296.000,- terlihat masih jauh dari harapan.
Proyek dibawah naungan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumbar itu, merupakan Program Pengendalian Banjir. Tentunya bertujuan untuk mengatasi banjir yang katanya kerap melanda daerah tersebut. Anehnya, pelaksanaan pembangunan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Batang Piruko ini, pada item pekerjaan koporan tidak propisional dan terindikasi melanggar Speksifikasi Teknis.
Hal itu bukanlah tidak beralasan. Dalam Spek/gambar diketahui bahwa tinggi DAM pasangan batu (batu stampang) penahan tebing yakni pada koporan, ketinggiannya adalah 1 meter dari dasar tanah/dasar sungai. Namun pada kenyataannya terindikasi hanya di buat setinggi 50 cm sampai 70 cm saja.
Agar jangan terkesan informasi hoaks, awak media ini coba temui salah seorang tokoh masyarakat nagari Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan, H. Yus Alimin yang akrap dipanggil Katik Heler.
Menyoal pekerjaan tersebut dirinya mengatakan, demi kemajuan nagari ini, saya ikhlaskan tanah dan tanaman saya yang ada dilokasi pekerjaan tersebut tanpa meminta ganti rugi kepada Pemda Propinsi Sumbar. Tentunya dengan harapan agar pembangunan yang saat ini sedang berlangsung dapat berjalan baik dengan miliki kualitas yang juga baik. Paparnya, Sabtu (14/07/2018).
“Jangan sampai pekerjaan pembangunan tersebut asal-asalan saja. Sekiranya terdapat ada melanggar spek dalam pelaksanaanya, kami akan sampaikan kepada dinas terkait yakni PSDA Prov. Sumbar. Kami inginan agar pekerjaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Batang Piruko ini benar-benar sesuai harapan masyarakat sekitar”, sebut Katik Heler yang ikut di amini oleh warga lainnya.
Indikasi pengurangan (mark-up) ketinggian pasangan koporan itu mustinya tidaklah perlu terjadi. Selanjutnya, bila ada lumpuran yang terdapat dilokasi pasangan, seharusnya di buang terlebih dahulu dari areal titik lokasi pekerjaan. Bukan di biarkan saja. Sebab tentunya akan berdampak buruk pada kualitas pekerjaan karena bercampur lumpur.
“Tampaknya Kontraktor Pelaksana membiarkan saja”, tukasnya lagi.
Meskipun saya sudah tua, tapi saya masih memahami teknis pekerjaan pasangan batu koporan dengan baik. Sebut Katik Heler terlihat pede.
Dari hasil pantauan media ini, material batu yang di gunakan terlihat tidak batu kali melainkan batu gunung yang tampak rapuh, berwarna putih dengan kekuatan abrasinya diragukan. Kabarnya batu gunung tersebut didatangkan dari Kabupaten Solok.
Bukan itu saja, adukan semennya disinyalir tidak sesui takaran. Mustinya air yang digunakan untuk adukan haruslah air yang bersih, bebas dari bahan yang merusak atau campuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Sementara pasir yang dipakai harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik organis maupun lumpur, tanah, karang, garam dan lainnya yang bisa mengurangi daya rekat adukan semen.
Dilokasi pekerjaan, kepala tukang yang di amanahkan oleh rekan Kontrator CV. David Perkasa yang akrab disapa Am. Saat dikonfirmasi dengan santai dirinya memperlihatkan Spek/gambar pekerjaan kepada awak media ini.
Dirinya (Am) juga menganjurkan “lebih baik bapak temui David pemilik perusahan CV. David Perkasa yang tinggal di Kota Padang”, sebutnya sedikit memelas.
Disaat bersamaan media ini kembali coba lakukan konfirmasi kepada Konsultan Pengawas yang diketahui bernama Alasnur.
“Terima kasih atas kehadiran Pak Wartawan di lokasi pelaksanaan pembangunan DAM penahan tebing sungai/ Normalisasi dan Perkuatan Tebing Batang Piruko ini, karena saya juga merasa terbantu dengan kehadiran bapak di sini dan saya juga ada tiap hari di lokasi kerja utk melihat pelaksanaannya yang sedang berjalan ini. Untuk lebih baik nya temui dulu bagian pelaksanaannya atau rekanan CV. David Perkasa”, sebut Alasnur.
Disarankan, agar lokasi pasangan batu pada koporan mustinyo harus bersih dari lumpur dan kotoran lainnya supaya pasangan lebih berkualitas. Sayangnya, Alasnur hanya menjawab dengan alasan yang terdengar memelas. (Mal/Anton)
Bersambung……
Discussion about this post