Dharmasraya, TI – Kemeriahan Hari Raya Idul Fitri yang ditandai dengan acara Manjalang Pangulu dan Panjek Batang Pinang. Oleh sebagian masyarakat Soijunjung merupakan tradisi dalam puncak perayaan Idul Fitri yang terus dipertahankan masyarakat setempat hingga sekarang. Salah satunya yakni di Nagari Koto Salak yang memang punya cara tersendiri dalam merayakan Idul Fitri.
Hari raya Idul Fitri adalah merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa.
Makna Idul Fitri adalah hari raya dimana umat Islam kembali berbuka atau makan. Oleh karena itulah salah satu sunah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitria dalah makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri 1 syawal itu waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.
Selain memeriahkan Idul Fitri, acara ini juga menjadi cara masyarakat dalam menjaga persatuan, kesatuan serta kekeluargaan antara ninik mamak, kemenakan, serta masyarakat di Nagari Koto Salak.
Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, yang turut diundang dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Nagari Koto Salak yang terus mempertahankan tradisi ini hingga sekarang. Apalagi, acara ini juga dimeriahkan dengan beragam pertunjukan tradisi adat nagari.
“Saya bangga dengan masyarakat Koto Salak, yang terus menjaga dan melestarikan adat dan tradisi di nagarinya. Memang harus begitu. Meskipun zaman semakin modern, tetapi adat, tradisi dan budaya daerah kita jangan sampai kita lupakan. Terus lestarikan dan wariskan kepada generasi muda,” ujar bupati.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungannya, bupati juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada panitia penyelenggara demi suksesnya acara tersebut. **
Discussion about this post