Kediri – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Kediri, Selasa (07/06/2016) bertukar pikiran soal kondisi terkini, khususnya isu global di skala nasional. Kantor DPRD Kabupaten Kediri (Graha Shaba Chanda Birawa) menjadi tempat berlangsungnya agenda khusus tersebut, membahas “Komunisme Dan Radikalisme”, yang dihadiri Dandim Kediri, Letkol Inf. Purnomosidi, Kapolres Kediri, AKBP Yosep Gunawan dan Ketua DPRD Kabupaten Kediri, H. M.Sulkani.
“Faham komunisme tidak akan berhenti di tengah jalan, untuk selalu membayangi kehidupan sosial negeri ini, terlebih munculnya “komunis gaya baru” yang identik dengan bentuk perlawanan dan ketidakpuasan. Strategi “kuda troya” dan propaganda fakta dibalik realitas, mengubah arah historis menjadi fiktif, atau sebaliknya mitos berubah menjadi riwayat,” kata Letkol Inf. Purnomosidi.
Ketua PDIP Kabupaten Kediri, Drs.Eko Ediono mejelaskan bahwa ideologi komunisme mustahil dipraktekan di Indonesia, tetapi faham ini sulit juga dihapuskan begitu saja, karena latar belakang teori dari faham ini, menjadikan rakyat miskin sebagai sasaran kontekstual ideologi, baik objek maupun subjek. Indonesia dibangun dan didirikan dengan falsafah Pancasila dan dari Pancasila itulah, kepentingan rakyat dan kebersamaan berdasarkan sila-sila yang termuat didalamnya, menjadikan bangsa ini tumbuh dan berkembang. Tetapi kedua ideologi antara Pancasila dan komunisme akan bertabrakan satu sama lain, bila keduanya berdampingan, karena komunisme lebih mengedepankan individualisme sosial dan konsentrasi tatanan kehidupan yang terpusat.
“Populasi masyarakat yang tinggi, yang diikuti oleh tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran, akan berdampak pada naiknya tingkat kriminalitas dan kesenjangan sosial. Upaya masuk ke sela-sela sendi sosial masyarakat, cenderung mengarah ke faktor ekonomi, menjadi alasan utama munculnya faham yang beridentitas komunis dan propaganda pemutarbalikan,” ungkap AKBP Yosep Gunawan.
Discussion about this post