Dharmasraya – Bulan kemerdekaan benar benar menjadi ajang flashback bagi rakyat Kabupaten Dharmasraya. Paling tidak itulah yang tercermin dalam pawai tujuhbelasan tahun 2018 ini. Wajar kiranya jika rakyat Kabupaten Dharmasraya menunggu-nunggu acara yang digelar di ruas Jalan Lintas Sumatera Simpang Empat Pulau Punjung-Halaman Kantor Bupati. Menyaksikan pawai kemerdekaan itu sama dengan melihat Dharmasraya dalam setahun terakhir.
Pawai yang disaksikan tidak kurang dari 10 ribu pasang mata itu turut disaksikan Bupati Sutan Riska, Ketua DPRD H. Masrul Maas dan para pejabat itu diikuti oleh kelompok pelajar, mahasiswa, umum, organisssi perangkat daerah (OPD) dan LSM. Kelompok pelajar menampilkan berbagai ungkapan jiwa kepahlawanan dan bagaimana generasi muda mengisi kemerdekaan. Mereka memakai pakaian beraneka profesi, mulai dari tentara hingga perawat gigi. Sebagian para pelajar ini menampilkan sepeda hias.
Seorang guru menuturkan, tampilan kelompok pelajar ini mencerminkan kemajan dunia pendidikan yang ditandai adanya harapan para peserta didik untuk dapat menjadi bagian dalam membangun negeri ini. Jika para peserta didik sudah memiliki semangat untuk berjuang menggapai cita cita, maka itu berarti dunia pendidikan sudah berkembang dengan baik.
Kelompok umum yang diikuti oleh kecamatan dan nagari pada umumnya menampilkan tradisi kehidupan adat di kampung masing masing, seperti bagamana tradidi menjelang mamak, turun mandi dan tradisi lannya. Kelompok umum ini juga ada yang menampilkan kesuksesan usaha, misalnya membawa buah buahan dan lain lain. Itu menunjukkan kebolehan warga masyarakat dalam membangun usaha pertanian dan usaha usaha usaha lainnya.
Sementara itu kelompok OPD menampilkan mobil hias. Mobil mobil pelat merah tersebut dihias sedemikian rupa sehingga dapat memuat pesan pembangunan, dapat membawa pesan keberhasilan pembangunan dan bahkan tidak sedikit OPD yang memanfaatkan kegiatan pawai untuk mensosialisasikan program dan kegiatan yang ada dalam OPD.
Meski setiap tahun panitia HUT RI tingkat Kabupaten Dharmasraya digelar bahkan sampai tiga kali, masyarakat tetap antusias untuk menyaksikannya. Paling tidak, warga masyarakat ingin melihat bagaimana perkembangan Kabupaten Dharmasraya dalam seahun terakhir. Tidaklah mengherankan jika setiap pawai digelar, penontonnya selalu meluber. Tua-muda, lelaki-wanita, semuanya tumpah ke jalan untuk menyaksikan pawai tujuh belassan.
Discussion about this post