Padang, targetindo.com – Masyarakat Sumatera Barat, khususnya Lubuk Kilangan (Luki) belakangan ini mulai terlihat resah terutama para tokoh-tokoh Luki (mantan idealis pejuang “Spin Off”). Keresahan itu disebabkan dengan terungkapnya informasi tentang perusahaan besar kebanggaan masyarakat minang, yakni PT. Semen Padang (PTSP), disebutkan seluruh sahamnya telah dimiliki oleh PT. Semen Gresik (Semen Indonesia) full 100 Persen. Artinya PTSP tak lagi punya saham (Nol Persen).
Ka. Humas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Binjai Edison saat wawancara eksklusif diruang kerjanya lantai 12, Gedung Kementerian Jakarta di pertengahan Februari 2017 lalu menyebutkan, saham PT. Semen Padang tak lagi ada atau nol persen. Karena seluruh sahamnya sudah dikuasai/dimiliki oleh PT. Semen Gersik, paparnya.
Lebih lanjut disampaikan Edison, kalau ingin mendapatkan keterangan lebih jelasnya mengenai persentase saham tersebut, silahkan dikonfirmasi ke Semen Indonesia atau PTSP. Sebab disana tentunya bisa memberikan keterangan yang lebih akurat, tutupnya.
Mendengar penjelasan itu, tentu saja apa yang disampaikan Binjai Edison (Humas BUMN) sangat mengejutkan. Walaupun Pabrik Indarung VI siap beroperasi di tahun 2017 ini dengan kapasitasnya 3,5 juta ton/tahun, yang katanya PTSP makin kokoh membangun Negeri dan memperkuat kiprahnya ditengah persaingan industry semen, maka produksi Semen Padang bertambah menjadi 10,5 juta ton. Meskipun begitu, tentunya kemajuan yang diraih tersebut tidak lagi membuat bangga masyarakat Sumbar di paparan tanah minang ini, kecuali segelintir orang-orang yang kecipratan keuntungan besar dibalik itu. Sebut Imam Sodikin, Ketua LP Tipikor RI Sumbar.
Menurut Imam Sodikin, bila seluruh saham tersebut telah dikuasai oleh Semen Indonesia maka kemungkinan perubahan manajemen dan pergantian para Pejabat di PTSP perlahan-lahan akan bergulir. Namun, dirinya meminta kepada Semen Indonesia untuk memberhentikan seluruh pejabat-pejabat bermasalah di PTSP yang menzolimi masyarakat sekitar. Dan juga meminta kepada KPK untuk meng-audit dan memeriksa semua kegiatan yang bersentuhan dengan keuangan, karena selama ini banyak kegiatan dan persoalan di PTSP sarat dengan korupsi.
“Jika Semen Indonesia dan KPK butuh informasi ataupun data otentik, sebagian besar kita memilikinya dan bersedia memberikannya” pungkas Imam.
Dikesempatan yang sama, seorang tokoh masyarakat Luki, mantan Pejuang idealis Spin Off sekaligus Wakil Ketua Reformasi Anak Nagari, H.M Syofyan RI Bujang, Kamis (02/03/17) saat menyikapi terkait saham PTSP nol persen tersebut, dengan wajah kecewa kepada media ini mengatakan, jika apa yang disampaikan Binjai Edison (Humas BUMN) itu benar, maka kebenaran informasi itu jelas sangat melukai masyarakat minang, terutama masyarakat Luki.
“Perlu saya tegaskan bahwa kebijakan pelepasan seluruh saham PTSP ke Semen Indonesia oleh mereka-mereka itu? tanpa meminta restu masyarakat Kota Padang, utamanya Lubuk Kilangan. Sama saja memunculkan luka lama yakni Perjuangan Spin Off. Permasalahan ini akan bisa membangkitkan perjuangan baru jilid II, saya beserta tokoh idealis Luki yang bukan penghianat Pejuang spin off akan mempertanyakan kebenaran informasinya. Baik ke PTSP maupun ke Semen Indonesia ” kepal Syofyan mulai terlihat kesal.
PTSP merupakan satu dari amat sedikit perusahaan yang selamat menyelinap dalam badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Perusahaan yang bisa survive dan tidak menjadi “pasien” BPPN.
Dahulunya, saat masyarakat Minang menuntut spin off (PTSP dari PT Semen Gresik) karena kala itu perkawinan kedua pabrik dilakukan secara paksa. Apa yang disebut akuisisi tahun 1995 dan privatisasi tiga tahun kemudian, merugikan PTSP secara ekonomis. Pada tataran lain melukai hati dan perasaan rakyat Sumbar, sebut Syofyan.
Padahal perjuangan spin off kala itu, oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Laksamana Sukardi mengabulkan tuntutan masyarakat Sumatra Barat untuk melakukan spin-off atau pemisahan PTSP dari PT Semen Gresik Tbk. Pernyataan itu dikeluarkan Gubernur Sumatra Barat Zainal Bakar dalam konferensi pers tentang informasi terbaru tuntutan spin-off PT Semen Padang di ruang pertemuan gubernur. Namun sebagian para Pejuang Spin Off berkhianat, sehingga spin off tak jadi terlaksana, paparnya mengisahkan.
Sebenarnya sejarah panjang perjuangan menjadikan Semen Padang sebagai aset bangsa yang utuh telah dilakukan oleh rakyat Sumbar beberapa saat setelah nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda tahun 1958. Ketika itu, Bung Karno Presiden pertama RI menggetarkan bangsa ini dengan perjuangan pengembalian Irian Barat. Sebagai sugesti kuat melecut rasa kebangsaan, Sukarno mengumumkan semua aset Belanda di Indonesia harus dinasionalisasikan, satu di antaranya adalah Semen Padang. Lanjutnya lagi.
Lalu,… ungkap Syofyan, Pemda Sumbar berjuang mempertahankan Pabrik Semen Padang ini. Di tangan dingin Azwar Anas, PTSP tampil sebagai perusahaan negara yang sehat. Kesehatannya dari tahun ke tahun semakin prima, sampai akhirnya diakuisisi dan diprivatisasi.
“Yang perlu di catat!!, untuk menyehatkan PTSP, dahulunya masyarakat Nagari Lubuk Kilangan menyerahkan tanah ulayat seluas 152 hektar kepada Pemda Sumbar dan Pemda menyerahkan kepada PT. Semen Padang. Setelah itu, masyarakat Luki dengan sukarela kembali menyerahkan tanah ulayat mereka seluas 412 hektar. Penyerahan tanah ulayat tidak ada bayaran seperser pun karena tanah ulayat tidak boleh diperjual belikan, apalagi ke pihak luar. Tapi kalau dalam bentuk “upah garap” memang ada, namun bukan diperjualbelikan. Sekali lagi saya ingatkan bahwa di minang ini, apapun dalilnya tanah ulayat tidak bisa dijual”, tegas Sofyan.
Jadi, apabila saham PTSP nol persen tentu hal ini akan menyakiti kita semua, karena sebagai masyarakat minang (Luki) yang telah ratusan hektar menyumbangkan tanah ulayatnya ke PTSP sebagai BUMN, supaya lebih mampu menjadi perusahaan produksi semen terbesar dan terdepan di Indonesia bahkan dunia. Justru dibalas dengan kekecewaan oleh segelintir orang-orang yang hanya memikirkan duniawi belaka, semoga saja mereka disadarkan oleh Allah Swt. Allahu Akbar…, sebut H. Sofyan bertakbir.
Kembali ditegaskan Sofyan, kami beserta tokoh-tokoh mantan pejuang setia Spin Off akan …… bersambung (TIM).
Discussion about this post