PADANG, TI —Satpol PP kembali melakukan aksinya pada Kamis(24/3) malam di kawasan Tugu Gempa Jalan Bandar Geraja, sekitar pukul 24.00 WIB, Dalam memberantas penyakit masyarakat (PEKAT). Namun pada kali ini terjadi keributan antara puluhan mahasiswa yang sedang duduk santai dengan petugas Pol PP.
Insiden ini berawal saat petugas Sat Pol PP datang ke lokasi dan seketika langsung melakukan penangkapan pada tiga orang mahasiswi yang lagi santai. Tanpa etika, petugas laki- laki Pol PP sempat memegang megang-megang mahasiswi dngan tidak senonoh dan dianggap kurang wajar, ungkap Farhan salah seorang mahasiswa yang berada di lokasi saat itu.
Seketika itu juga terjadi perang mulut antara mahasiswa dengan petugas, salah seorang mahasiswi dilepaskan karena mempunyai identitas (KTP). Di TKP petugas Pol PP dituding sudah melakukan tindakan semena-mena. Dengan arogannya Petugas lakukan pemukulan dan menendangan salah seorang mahasiswa yakni Gianesha.
Selanjutnya kisruh itu terus berlanjut hingga ke Mako Pol PP Padang. Anehnya, setiba di Mako Pol PP Padang malah beberapa mahasiswa yang sebelumnya berniat untuk mendampingi Gianesha yang ditangkap, juga mengalami tindakan kekerasan yakni Adit, Faris, Aria, Zikri dan juga teman kami Remon terkena lemparan kursi yang dilakukan petugas Pol PP,” papar Farhan lagi.
Ditambahkan Farhan, Anggota Advodkat dari LBH Padang yang datang ke Mako Pol PP juga diseret dan diperlakukan kasar oleh anggota Pol PP.
“Advokat tersebut saya hubungi guna mendampingi kami kerena Gianesha ditangkap di Mako Pol PP. Atas perlakuan dari Sat Pol PP Padang kami Mahasiswa Fakultas Hukum Unand menilai apa yang telah dilakukan petugas sangat tidak wajar sudah seperti premanisme, kami diseret, dipukul bahkan dilempar dengan kursi” tuturnya lagi.
Semestinya petugas punya etik, yakni memberi peringatan atau teguran terlebih dahulu terhadap aturan jam malam kalau benar aturan itu ada. Padahal sebelum adanya pusat kuliner di kawasan Tugu Gempa yang dikelola sebagian besar mahasiswa, kawasan tersebut dikenal sebagai tempat yang rawan kriminal dan disinyalir tempat ajang mesum. Namun setelah pedagang banyak yang berjualan disana, lokasi tersebut menjadi ramai, sehingga penyakit masyarakat didaerah itu sudah hilang. Kami selaku mahasiswa juga tidak tinggal diam dalam mencegah tindakkan maksiat di kawasan Tugu Gempa itu,”terang Farhan.
Kami berharap pada pemerintah Kota Padang atas kejadian ini untuk segera melakukan klarifikasi ke Sat Pol PP Padang.Tindakkan yang telah dilakukan tidak mencerminkan perilaku yang baik. Apalagi kami dalam kondisi tersebut tidak melakukan tindakan menyimpang dan kami mempunyai identitas. Kami dalam hal ini merasa telah diperlakukan dengan tidak manusiawi. ”ungkap Farhan.(Sumb: LN)
Discussion about this post