Jakarta, TI – Luar biasa memang, Mubes Pers Indonesia 2018 berlangsung sangat antusias dengan di ikuti ribuan insane Pers se Indonesia. Pada Mubes ini, seluruh peserta menunjukan dirinya sebagai Insan Pers nan netral dan Indepeden. Mubes yang di Gelar digedung Negara Indonesia, Sasono Utomo TMII di anggap merupakan acara dunia Pers yang sangat bersejarah.
Dalam sambutan terbuka Mubes, Fahrul Roji DPD-RI Sekber Pers Indonesia mengatakan, selama ini karya anak-anak Bangsa banyak diselewengkan diluar dari Undang-Undang Pers No, 40 tahun 1999. Sementara belakangan ini Pers Indonesia selalu dipatahkan oleh mereka yang mengaku Dewan Pers.
“Pers merupakan jembatan informasi bagi pembangunan bangsa dan menjadi indra dalam mengidentifikasi masalah. Saat ini posisi pers menjadi pilar terdepan dalam mempersatukan bangsa”, sebut ia.
Sementara Sekretaris Sekber Pers Indonesia Heince Mandagi dalam sambutannya mengatakan, Jayalah Pers Indonesia dari keterpurukan, Pers Indonesia harus bangkit dan jangan dikriminalisasi.
“Kami akan melawan setiap kriminalisasi terhadap Insan Pers yang belakangan terjadi dan kriminalisasi terhadap insan pers di negeri ini jangan terulang kembali”, pungkasnya.
Dengan datangnya rekan-rekan Jurnalistik se Indonesia ke acara Mubeslub, membuktikan bahwa penyatuan misi dan penolakan kriminalisasi terhadap pelaksana Pers (insan Pers), benar-benar sangat luar biasa. Sebut Heince
Stop kriminalisasi, kita harus berjuang menolak seluruh kebijakan Dewan Pers. Kita tidak perlu takut, karena Jurnalis dilindungi oleh Undang-Undang. Lanjutnya.
Sambutan aktivis senior, Egi Sujana memaparkan, Insan Pers Independen harus terbentuk dan harus mempunyai kekuatan, mempunyai nilai-nilai jujur. Selain itu, seorang jurnalis harus mengedepankan etika jurnalisnya dalam menyuguhkan setiap informasi dengan benar dan adil kepada masyarakat. Mempunyai kekuatan dan miliki keberanian. Maka dari itu harapan saya, harus ada Pemimpin yang luar biasa berani dan Profesional untuk menjadi Pers Independen, guna tercapainya keinginan Pers, ungkap Egi.
Lasdo David Fauzi Kabiro Target Indo DKI Jakarta dikesempatannya dengan Ketua Sekber Pers Indonesia Wilson Lalengke. Dirinya (Lasdo) berharap, agar pertemuan seakbar ini dapat kembali melahirkan independensi pers. Hapuskan UKW dan serahkan urusan peningkatan kompetensi wartawan kepada masing-masing perusahaan media yang mempekerjakan wartawan. Harap Lasdo.
Syahrial, Dewan Pembina Target Indo DKI Jakarta kepada Wilson Lalengke, dirinya menyampaikan berbagai harapan yakni agar aspirasi teman-teman mayoritas insan pers se Indonesia, agar kaji ulang dan pertanyakan dan bila perlu cekal penggunaan medsos (FB/Twitter dsj yang tidak berbadan hukum) dalam sosialisasi/publikasinya terkait beragam kegiatan pemerintah. Sebab kan sudah ada puluhan ribu media online/cetak yang telah mengantongi legalitas hukum, harap Syahrial.
Kompeten itu kewajiban, tapi tak perlulah ada pembatasan-pembatasan yang cenderung mengkebiri independensi pers. Misalnya melalui UKW dan kebijakan-kebijakan aneh lainnya yang dikeluarkan oleh Dewan Pers, tukasnya. (Red).
Discussion about this post