By: Yohandri Akmal
“AKHLAK” manusia merupakan keadaan jiwa/perilaku yang terlihat pada suatu perbuatan. Dalam jiwa tersebut melekat sifat sifat yang menggambarkan karakter seseorang. Kestabilan mental yang dimiliki, tercermin dari akhlak manusia itu sendiri. Pembentukan akhlak sebenarnya tidaklah sulit, dapat dilakukan melalui pendidikan, pembinaan dan lainnya.
Sederhananya, bila akhlak itu tidak dapat menerima setiap perubahan dan merubah paradigma ke hal positif. Tentunya akan sia sia peran nasihat, pendidikan, dan pembinaan yang dilakukan itu. Dapat disimpulkan bahwa akhlak merupakan hasil usaha dari setiap didikan dan pembinaan. Peran orang tua terhadap pembentukan potensi rohaniah yang terdapat dalam diri sang anak “Sangatlah besar”.
Sekarang ini, bangsa Indonesia tidak hanya mengalami krisis ekonomi dan krisis hukum. Justru yang paling riskan adalah “Krisis Moral” dikalangan para remaja (generasi bangsa). Sedihnya, persoalan ini serasa seperti terabaikan.
Perkembangan moral remaja dari waktu ke waktu terus mengalami degradasi atau penurunan dalam segala aspek kehidupan. Mulai dari tutur kata, cara berpakaian, bersikap dan lain-lain. Faktor yang mempengaruhi moral remaja, salah satunya adalah arus globalisasi dengan segala tawaran yang menggiurkan. Kurangnya kesadaran dari penikmat globalisasi, menyebabkan kemunduran moral pada remaja makin tak terbendung.
Untuk menciptakan generasi yang beradab dan ber-akhak, diperlukan moral dan gaya hidup yang baik. Moral dan gaya hidup tercermin pada perbuatan dan tingkah laku, khususnya para remaja sebagai generasi penerus.
Indonesia selama ini di-anggap sebagai bangsa yang sopan, santun dan ramah di mata negara luar. Sayangnya, belakangan ini mengalami penurunan yang cukup memprihatinkan.
Menjamurnya perilaku merusak diberbagai pelosok negeri ini, terlihat makin menghawatirkan. Moral generasi yang sebelumnya menjunjung tinggi nilai-nilai norma dengan adat ketimurannya, seakan sekarang hanya tinggal cerita.
Kemerosotan moral yang menghinggapi remaja saat ini, seakan akan di anggap suatu kegagalan lembaga pendidikan yang tak mampu membentuk karakter yang beradab. Anehnya, terkadang justru mereka (pendidik) menjadi sasaran empuk dituduh gagal dalam membentuk moral generasi.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak akan terlepas dari berbagai tuduhan dan tudingan, apalagi jika terjadi penyimpangan moral terhadap generasi (pelajar). Pendapat semacam ini, tentu tidaklah adil. Sebab untuk menciptakan akhlak generasi yang baik, merupakan tanggungjawab bersama.
Peran guru di dunia pendidikan, tidaklah serta merta dapat memberi jaminan untuk mampu membentuk karakter generasi menjadi baik. Karenanya, selain orangtua, sejatinya semua pihak apalagi yang miliki pengaruh harus berperan.
Artinya, peran seputar penanaman dan pembentukan moral pada diri remaja terdapat pada banyak elemen. Kalau dikaji secara mendalam, penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya karena adanya penurunan akhlak atau kurangnya pemahaman terhadap nilai agama. Kebanyakan, penyebabnya adalah minimnya perhatian orang tua pada sang anak. Lucunya alasan ekonomi, kesibukan dan sebagainya menjadi dalil untuk mengelak bagi banyak orangtua.
Penyebab lain yang lebih besar peranannya terhadap kemerosotan moral remaja adalah, perkembangan lingkungan/zaman serta pengaruh kemajuan teknologi informasi yang terus membanjiri negeri ini. Disamping adanya dampak positif yang didapati. Akan tetapi begitu banyak dampak negatif yang merasuki diri mereka (generasi), disebabkan minimnya control orangtua.
Selain itu, rasa ketidakadilan dikalangan remaja, menyebabkan mereka juga kerap melakukan hal negatif untuk mendapatkan suatu perhatian. Jadi, bisa dikatakan bahwa bangsa ini tidak hanya menderita krisis ekonomi, tetapi juga mengalami krisis moral.
Untuk itu, moral generasi sangatlah perlu untuk dibenahi dan sudah saatnya menjadi perhatian serius. Dan permasalahan ini musti menjadi skala “Prioritas” bagi pemerintah dan kita semua sebagai warga yang cinta tanah air (NKRI).
Sekali lagi!! “Krisis Moral” jangan dibiarkan. Saatnya bersama membuka mata, membangun dan mengembalikan moral masyarakat Indonesia yang merupakan negeri yang beritika dan beradab.
Discussion about this post