By: Pemimpin Redaksi
Uang bukan segalanya dalam kehidupan ini, namun jika tidak memiliki uang, bisa memicu munculnya sejumlah persoalan serius terutama dalam rumahtangga. Sulitnya mendapatkan lapangan kerja, banyaknya PHK, tuntutan biaya hidup yang semakin meningkat, kenaikan harga kebutuhan pokok dan lain sebagainya, menjadi daftar panjang persoalan ekonomi setiap keluarga.
Dari waktu ke waktu, alasan perceraian karena masalah ekonomi selalu saja didapatkan di berbagai daerah di negeri ini.
Jika sebelumnya kita telah banyak membahas perselingkuhan sebagai penyebab perceraian. Kali ini saya mencoba mengungkap persoalan ekonomi menjadi penyebab terjadinya perceraian. Banyaknya pemberitaan dimedia online, bisa menggambarkan banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh sebuah keluarga dari segi ekonomi.
Angka perceraian di negeri ini bisa dikatakan terbilang tinggi, sebagian besar berupa kasus cerai gugat dari pihak istri.
Dalam kurun waktu lima tahun ini, angka percerain terus meningkat. Paling banyak cerai gugat yang diajukan oleh pihak perempuan.
Perkara cerai, kebanyakan alasan ekonomi, banyaknya para istri yang menggugat cerai suaminya karena sudah tidak mendapatkan nafkah ekonomi dari suami.
Misalnya di Kabupaten Malang, sebanyak 7.354 pasangan suami istri bercerai dalam kurun waktu satu tahun. Dari hasil penelitian diketahui, mayoritas perceraian dipicu masalah perekonomian.
Sedangkan di Kabupaten Blora, dan Jawa Tengah. Keterbatasan ekonomi keluarga menjadi penyebab utama terjadinya perceraian. Faktor yang mengutamakan uang di atas segalanya, berada di urutan teratas dalam daftar gugatan cerai yang diajukan di Pengadilan Agama.
Baik bagi pasangan yang sudah membina bahtera rumah tangga belasan atau puluhan tahun, maupun yang baru seumur jagung.
Banyaknya masyarakat yang mengajukan gugatan cerai, didominasi akibat dari faktor ekonomi. Baik itu dari pihak pria maupun dari pihak perempuannya. Mudah-mudahan saja tidak terjadi pada rumah tangga anda, karena pernikahan itu sakral.
Discussion about this post