Bekasi, targetindo.com – Jawara Bekasi, Damin Sada (57) sempat melayangkan tantangan duel kepada pimpinan ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). Alasannya karena merasa terpanggil setelah terjadi keributan antara ormas Front Pembela Islam (FPI) dengan GMBI di halaman Mapolda Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Di sana kan ada ulama, mereka digebukin, ada yang bawa senjata tajam, balok,” kata Damin.
Damin menantang duel satu lawan satu ketua GMBI Bekasi di alun-alun Bekasi. Ditonton dan yang menjadi jurinya polisi. Dia meminta agar duel tersebut tak dibawa ke ranah hukum, sedangkan yang mati langsung dikubur.
Hal itu dilakukan lantaran kekecewaannya terhadap GMBI. Sebab persoalan hukum yang menjerat imam besar FPI Rizieq Syihab sedang ditangani Kepolisian.
“Kenapa orang lain ikut campur, yang datang ke sana (Polda Jawa Barat) banyak dari Bekasi,” lanjut Damin.
Dia menyarankan agar warga jangan jadi provokator, dan menyerahkan segala kasus hukum untuk diselesaikan oleh Kepolisian.
“Kita pulang nunggu berita dari polisi, gentle satu lawan satu, sudah selesai, bosan rusuh-rusuh,” terang Damin di kesempatan terpisah.
Damin sempat meminta klarifikasi kepada GMBI Bekasi. Hanya saja, GMBI Bekasi sulit untuk ditemui. Pihaknya mengaku sudah sowan ke markas GMBI, namun hasilnya nihil.
“Orang saya yang ke sana, enggak ketemu. Ditelepon juga enggak nyambung,” tuturnya.
Rupanya kekesalan Damin ini direspons Ujay, pria yang sebelumnya disebut anggota GMNI, dengan cuma memamerkan kekuatan memakan paku.
Aksinya sempat divideokan dan diunggah ke sosial media oleh akun Gerilya Politik berjudul ‘Heboh Video GMBI Makan Paku’.
Di video tersebut, sambil duduk bersila, Ujay terlihat memakan paku. “Neh orang GMBI neh, sembarangan loh,” katanya dalam video.
Dia memakai baju ormas warna hitam kombinasi kuning, di sisi kanan dan kiri tertulis GMBI. Pria itu begitu lahap memakan paku yang berada di kantong plastik warna hitam. Beberapa orang rekannya ikut menyaksikan, satu orang maju dan menyuapkan paku.
“GMBI distrik Kabupaten Bekasi.” Teriak salah seorang yang ada di sana.
Namun Ujay menangis sambil merengek meminta maaf saat sowan ke rumah Damin di Tambun Utara, Bekasi.
“Dia tidak tahu yang ditantangin itu siapa, padahal saya,” jawab Damin.
Seperti dalam video di YouTube yang diunggah akun Eka Zuliyanti, berdurasi lebih dari 3 menit. Damin menasihati Ujay. Sementara Ujay hanya minta ampun kepadanya.
“Satu agama, gue mah enggak mau ribut,” kata Damin Sada.
“Ya ampun, Om,” jawab Ujay.
Damin Sada terus menasihati. Dia bahkan berpesan agar Ujay ke depannya tak berlaku sembarangan. Sebab dirinya meyakini bahwa orang di pelukannya itu telah dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab.
“Ya, gue maafin. Kita kan sama-sama masih keluarga, yang penting bagaimana ke depan jangan sampai salah langkah kita,” ungkap Damin.
Usai diberi nasihat, Ujay langsung pingsan.
Damin memastikan bahwa Ujay bukan anggota GMBI. Adapun seragam tersebut merupakan milik anggota GMBI yang memanfaatkan Ujay untuk menantangnya melalui video yang disebar di akun media sosial.
“Saya sudah memaafkan, lagi pula kalau itu betulan (tantangan dari anggota GMBI) saya enggak ladenin. Ngapain ngeladenin yang cere, saya mau ngeladenin jenderalnya,” tuturnya.
Berdasarkan penelusuran merdeka.com, nama Damin Sada sudah tak asing di telinga warga Bekasi. Damin dikenal sebagai Jawara asal Gabus, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Damin juga aktif di sejumlah organisasi. Damin sampai sekarang masih disegani oleh masyarakat asli Bekasi.
Aksinya paling terkenal yakni ketika membakar patung lele di simpang Bulan-Bulan tak jauh dari Stasiun Bekasi tahun 2002. Damin membakar patung tersebut karena menganggap patung itu tak sesuai dengan simbol Bekasi, yang patriotik. Lele disebutnya sebagai lambang keserakahan.
Usai membakar patung lele, Damin harus mendekam di sel tahanan Polres Metro Bekasi. Damin diganjar hukuman penjara selama dua tahun. Meski demikian, Damin mengaku tak menyesal melakukan aksinya tersebut. Kini patung Lele diganti dengan tugu bambu, yang baru dipasang beberapa bulan lalu oleh sejumlah Jawara Bekasi.
Damin pernah menjabat Kepala Desa Sriamur Tambun Utara era 1990-2006. Darah Jawaranya turun dari orang tuanya yang juga Jawara yaitu Babe Sada dan ibu Enyai Sini. Damin sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR namun gagal. Damin yang lahir tahun 1965 dikenal aktif dalam membela keagamaan, serta ulama, budaya, maupun kepemudaan.
Lahir dari keluarga yang terkenal Jawara Bekasi, bersama adik kandung Drahim Sada kini menginisiasi simbol Bekasi dengan Golok dan Bambu Kuning. Simbol itu kini terpasang di Desa Srijaya dan Desa Srimahi Tambun Utara, dan Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. Damin Sada juga aktif di beberapa organisasi. Dia tercatat sebagai Ketua Paguyuban Pemangku Seni (Pangsi) Kabupaten Bekasi.
Discussion about this post