Sumbar, TI – Gubernur Sumbar Irwan Prayitno memberikan kata sambutan dalam Rapat Koordinasi Forum Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (FP3A) se-Sumatera tahun 2018, di Rocky Plaza Hotel Padang.
Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sumatera Barat (Sumbar) masih menjadi isu utama dalam pembahasan Rapat Koordinasi Forum Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (FP3A) se-Sumatera tahun 2018.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyebutkan, untuk penekanan angka kekerasan dirumah tangga. Provinsi Sumbar dinilai cukup bagus, sebab saat ini Pemprov telah melakukan pendekatan preventif terhdap keluarga rumah tangga.
“Sudah ada sosialisasi bahaya terhadap kekerasan dalam rumah tangga, kemudian juga jika sudah terjadi kita melakukan pengobatan terpadu terhadap pisik dan psikis korban kekerasan dalam rumah tangga,” ujar Irwan usai pembukaan Rakor FP3A di Padang, Selasa, (20/11/2018).
Menurutnya, pornografi, narkoba dan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) perlu juga diwaspadai terutama terhadap perempuan dan anak.
“Narkoba terutama LGBT banyak datanya di Sumbar. Kita bingung darimana data tersebut muncul tetapi kita tetap mengusahakan solusinya agar Sumbar terbebas dari bahaya narkoba dan LGBT tersebut,” ungkap Irwan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumbar, Ratna Wilis menyebutkan bahwa, selama ini kerjasama dengan provinsi lain lebih kepada kekerasan dan trafficking.
“Ini semua terjadi hampir di seluruh provinsi, kita juga akan tambahkan kerjasama dengan provinsi lain untuk mencegah pelaku menyimpang LGBT, narkoba dan pornografi terhadap perempuan dan anak,” ujar Ratna Wilis.
“Saat ini, narkoba dan penanggulangan LGBT belum sepenuhnya menjadi kewenangan P3A. Selain itu, selama tahun 2018 di Sumbar belum ditemukan adanya kasus trafficking ” lanjutnya.
Ini juga merupakan dampak dari kebijakan Pemprov yang tidak membolehkan lembaga penyedia jasa mengirim wanita sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri, sebutnya.
Discussion about this post