Padang, TI – Organisasi besar Islam yang dikenal dengan Front Pembela Islam (FPI), belakangan ini terus dikagumi masyarakat Indonesia bahkan dunia. Pengikutnya di berbagai Kabupaten/kota terus bertambah, tak ketinggalan pula Kota Padang, Prov. Sumbar.
Disini, pembentukan pengurus FPI Kota Padang dilaksanakan di Hotel Rangkayo Basa, yakni pada Senin malam (12/12) bertepatan di hari Maulid Nabi Muhamad SAW. Terlihat penyusun struktur kepengurusannya dilakukan dengan cara mufakat dan musyawarah.
Pada acara prosesi penyusunan kepengurusan itu, Ketua FPI Sumbar Ustad Muhamad Busyra menjelaskan sudut pandang Front Pembela Islam (FPI), sesuai dengan latar belakang pendiriannya, maka FPI mempunyai sudut pandang yang menjadi kerangka berfikir organisasi ( visi ). Penegakan amar ma´ruf nahi munkar adalah satu-satunya solusi untuk menjauh-kan kezholiman dan kemunkaran. Tanpa penegakan amar ma´ruf nahi munkar, mustahil kezholiman dan kemunkaran akan sirna dari kehidupan umat manusia di dunia, khusunya di Negara ini. Sebut Ustad Busyra.
FPI menegakkan amar ma´ruf nahi munkar secara káffah di berbagai sektor kehidupan, dengan tujuan menciptakan umat sholihat yang hidup dalam baldah thoyyibah dengan limpahan keberkahan dan keridhoan Allah. Insya Allah. Sebutnya lagi.
Mari kita jihad, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Tuhan kita, Dia tujuan kita, Muhammad Sang Rasulullah, Dia Teladan kita, Al-Qur´an pedoman kita, jihad jalan juang kita. Cintai negeri ini, FPI untuk NKRI dan NKRI harus kuat dan tetap utuh, gelegar Ustad Busyra.
Dikesempatan yang sama, Penasehat FPI Sumbar, DR. Emeraldy Chatra, mengatakan, luar islam (kafir) sebenarnya telah cukup lama menyusup dan menerapkan politik adu domba terhadap umat muslim Indonesia atau politik pecah belah, dalam bahasa Belanda disebut Devide et Impera. Upaya mengadu domba yaitu menggunakan kombinasi strategi politik, ekonomi dan sebagainya, yang bertujuan memecah belah kelompok besar muslim Indonesia menjadi kelompok – kelompok kecil agar lebih mudah ditaklukkan oleh kafir.
Karena itu, umat Islam harus bangkit dan bersatu, utamanya jangan mudah terpengaruh dengan politik-politik kafir tersebut. Berbeda pendapat boleh-boleh saja, akan tapi kesatuan dan persatuan sesama umat muslim harus tetap utuh.
Dahulunya, Belanda menggunakan sistem devide et impera sejak awal memasuki Nusantara. Politik adu domba pada abad – 17 sangat digemari VOC dalam menguasai negeri kita.
“Karena itu, kita musti hati-hati dan kita umat Islam harus bangkit dan jangan mudah terpancing sehingga berujung kita menjadi terpecah belah. Allahu Akbar, Allahu Akbar ” tutup DR. Emeraldy Chatra.
Dari hasil pantauan media ini, terlihat para calon anggota FPI Kota Padang yang akan segera dibentuk tersebut, dihadiri sekaligus bakal di isi oleh para intelektual minang. Para Sarjana, Megister hingga yang menyandang gelar Doktorpun menyamakan visi yakni bersatu membesarkan FPI di Kota Bengkuang ini, yang tiada lain memperkuat persatuan umat muslim Indonesia, khususnya Kota Padang.
Sedangkan jadwal rencana pelaksanaan musyawarah penyusunan pengurus FPI Kota Padang itu, diselenggarakan pada tanggal 18/12, Minggu depan di Hotel yang sama. Para calon anggota nantinya, akan menyepakati tentang penentuan siapakah yang akan memimpin dalam sidang musyawarah penyusunan pengurus, dengan bersandar pada kriteria dan syarat yang telah ditentukan. (Akmal)
Discussion about this post