Pekanbaru, Minang News – Nekat mengaku sebagai Dokter yang bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru, sebelum berhasil ditangkap oleh anggota BNN yang asli, (15/12/2015) Selasa siang. Spekulasi yang berisiko tingg dilakukannya ini akibat tidak memiliki pekerjaan tetap, namun karena tampang yang cukup mengyakinkan, menjadikan Indra, 22 tahun, warga Kabupaten Bengkalis bereaksi sebagai dokter gadungan.
Hebatnya, pelaku dalam mencari mangsa hanya bermodalkan media sosial saja. Melalui perkenalan singkat ini pelaku selalu mengajak korban untuk berkomunikasi hingga akhirnya calon mangsa yakin jika pelaku merupakan seorang Dokter yang bertugas di BNN. Dari sini pelaku memulai aksi tipu muslihatnya.
Dijelaskan, AKBP Sukito selaku Kepala BNN Kota Pekanbaru saat dijumpai diruang kerjanya. “Setelah korban yakin barulah pelaku mengaku bisa memasukkan korban untuk bekerja di Badan Narkotika Nasional (BNN). Setelah korban masuk perangkap, maka si korban diminta membayar kepadanya sejumlah uang dengan alasan untuk uang pelancar,”
Penangkapan pelaku berdasarkan atas laporan dari salah satu calon korban. Karena calon korban ini tidak percaya jika pelaku bisa memasukkan dirinya bekerja sebagai anggota BNN, akhirnya korban menanyakan langsung ke Kantor BNN Kota Pekanbaru di jalan Sisinga Mangaraja. papar Sukito.
Lebih lanjut dijelaskan AKBP Sukito “Saat mendapat laporan dari calon korban kita langsung memancing pelaku, dan akhirnya pelaku berhasil dibekuk setelah membuat rencana untuk bertemu korban yang merupakan seorang perempuan berinisial SF (21) dengan barang bukti uang tunai Rp satu juta rupiah.
Belum beberapa lama menjalankan pemeriksaan diruang penyidik BNN Kota Pekanbaru, akhirnya pelaku langsung digiring ke Polresta Pekanbaru guna menjalani proses hukum lebih lanjut. Tetapi ketika dibawa penyidik, pelaku malahan menangis dan memohon untuk tidak di proses secara hukum.
Terkait kejadian ini AKBP Sukito menghimbau kepada masyarakat agar tidak percaya kepada orang yang mengaku sebagai anggota BNN, apalagi bisa memasukkan bekerja di BNN, pungkasnya.
Pelaku yang pernah mengenyam pendidikan sebagai perawat di salah satu Universitas Swasta, mengaku jika dirinya baru hanya dua kali menjalankan aksinya dengan modus sebagai Dokter yang bertugas di BNN. Hal tersebut dilakukannya lantaran tidak memiliki pekerjaan, terang pelaku kepada wartawan
Lebih lanjut ia mengakui “Bahwa baru dua kali menjalankan aksi ini, korban pertamanya adalah seorang perempuan berinisial Rn. Kepada dia saya meminta uang sebesar Rp 10 juta, tetapi baru saya terima Rp 3,3 juta. Sedangkan untuk Sf saya baru menerima Rp 1 juta,” tutur pelaku ketakutan. (**)
Discussion about this post