Jambi, TI – Dampak operasi pasar (OP) beras CBP yang di launching 5 Desember lalu oleh Gubernur Jambi yang diwakili Setda Provinsi Jambi, Dinas Perindag dan Bulog bersama Tim Satgas Pangan Jambi, hingga 14 Desember mendapatkan antusias dari masyarakat Kota Jambi.
Setidaknya di dua pasar tradisional di Kota Jambi, yakni Pasar Angsoduo dan Pasar Baru, Talangbanjar sudah terjual 34 ton. Terlihat dari dua pasar tradisional tersebut, masyarakat banyak membeli beras OP yang dijual petugas melalui mobil yang sudah disediakan.
Menurut Kadivre Jambi yang diwakili oleh Saidi selaku Kabid Pengadaan Operasinal dan Pelayanan Publik Bulog Jambi, OP ini adalah perintah dari Menteri Perdagangan RI dan Gubernur Jambi.
“Tugas OP ini tidak hanya di Jambi saja, tapi juga di seluruh Indonesia. Dengan adanya OP beras ini diharapkan bisa menekan harga beras di pasaran umum,” ujarnya.
Dari hasil pantauan di lapangan, pihak Bulog Jambi menilai daya beli masyarakat menengah ke bawah terhadap OP masih kurang.
“Kemungkinan masih ada beras jatah bantuan pangan non tunai (BPNT) yang setiap bulannya dapat jatah 10 kg dan gula 2 kg per keluarga penerima manfaat,” tutur Saidi, Kamis (14/12/2017).
Namun tidak dipungkirinya, antusias masyarakat masih membutukan beras OP masih banyak. “Mungkin harganya lebih murah Rp8.100/kg jika dibandingkan dengan beras yang ada di dalam pasaran yang harganya Rp9.000/kg,” ujarnya.
Diakui Saidi, pelaksanaan OP ini, untuk mengantisipasi kenaikan harga menjelang datangnya hari Natal dan Tahun Baru 2018 mendatang.
Yanti, salah satu pembeli beras OP mengaku sangat senang dengan adanya OP dari petugas. Bagi warga Telanaipura ini, berharap kegiatan ini bisa berlanjut setiap bulannya, karena terasa manfaatnya. (azhari)
Discussion about this post