By: DR. Emeraldy Chatra
Anda benar-benar mau bersedekah atau tidak sih?
Pertanyaan itu sempat terlantar oleh saya, tanpa sadar. Lalu seorang teman mengatakan, “Kamu musti sabar. Banyak orang tidak mengerti hakekat sedekah. Mereka hanya mengerti dengan bersedekah uang mereka berkurang. Padahal itu jalan untuk mendapatkan rezeki yang lebih banyak”.
Kawan itu benar sekali. Saya harus sabar. Sabar menghadapi orang yang masih berpikir sedekah akan membuat mereka miskin.
Tapi sabar bukan berarti menunggu dan menunggu. Sabar bagi saya adalah saatnya berpikir, saatnya mencari cara agar orang mengerti dan bertindak.
Kemaren seorang dirut sebuah perusahaan yang mengelola portal berita datang ke rumah saya. Orangnya bersahaja, datang pakai motor pemberian orang. Dia sendiri tidak punya motor, apalagi mobil. Tapi portal beritanya punya cabang di 23 provinsi di Indonesia. Tiap cabang mengalirkan uang ke kantongnya. Bila satu cabang menyetor Rp 1 juta saja sebulan, tak kurang dari Rp 23 juta masuk ke kantong pribadinya setiap bulan.
Saya sampaikan kepadanya, saya mau buat koran untuk kampanye sedekah. Koran itu hanya untuk Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang saja. Dananya dari infak yang ditukar dengan iklan. Jadi saya akan mengajak pedagang-pedagang yang ribuan jumlahnya di Koto Tangah untuk pasang iklan di koran saya, tapi dengan motif infak untuk mendukung dakwah sedekah.
Berarti sekali dayung dua tiga pulau terlampau. Pedagang-pedagang itu akan diberi ilmu tentang sedekah, mereka akan dapat pahala bila berinfak, dan syiar sedekah juga berjalan.
Saya benar-benar mengandalkan keikhlasan mereka. Sebab, saya pribadi tidak punya dana. Nanti koran itu akan diedarkan gratis, dibagi ke rumah-rumah. Maklum, zaman sekarang orang suka yang perai-perai.
Langkah setelah itu saya akan mengundang warga untuk bergabung dalam komunitas. Saya belum memastikan apakah namanya Komunitas Sedekah Melawan Riba atau apa. Mungkin juga perlu nama lain. Tak apa. Nama tidak terlalu penting. Yang penting sedekahnya.
Kawan dirut itu sangat setuju. Ia akan membantu membuat disain korannya, karena ia juga ahli mendesain media. Ia pun mengizinkan perusahaannya dipakai sebagai wadah usaha. Alhamdulillah.
Dirut itu bersemangat sekali. Saya pun merasa sangat bahagia. Sebab dia salah seorang anak didik saya yang sekarang sudah mulai menuai sukses. Saya pun merasa bahagia karena ia sudah berusaha memberi untuk gerakan sedekah. Bukankah memberi itu ajaran Islam yang sangat penting? (EC)
Discussion about this post