Padang, TI – Banyak sedikitnya hujan rata- rata yang ada di suatu tempat memang berbeda- beda. Ada beberapa faktor yang mepengaruhi curah hujan yang ada di suatu tempat. Faktor- faktor tersebut memiliki kontribusi terhadap turunnya/tingginya hujan.
Perbedaan antara suhu daratan dan perairan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi curah hujan. Apabila suhu tanah atau daratan lebih tinggi daripada perairan maka hujan akan sering terjadi di perairan, sebaliknya apabila suhu lebih tinggi di perairan daripada di daratan maka hujan akan lebih sering terjadi di daratan.
Belakangan ini, akibat tingginya curah hujan di Kota Padang, Provinsi Sumbar pada Jumat, 2 November 2018. Menyebabkan beberapa titik lokasi di kota yang dikenal sebagai Ranah Bingkuang ini, berujung diterjang banjir.
Akibatnya, banjir tak hanya menyebabkan kerangka jembatan di Batang Baringin Lubuk Kilangan hanyut terbawa arus, tetapi juga menyebabkan rusaknya rumah warga dan matinya binatang ternak.
Ketua DPRD Kota Padang, Elly Thrisyanti mengaku prihatin terhadap banjir tersebut. Apatah lagi ketika dirinya mengunjungi korban bencana banjir, terlihat hatinya terenyuh. Ia tak menduga kalau banjir tersebut sebegitu parahnya. Sehingga membuat jembatan menjadi putus, rumah warga rusak, barang-barang berharga milik warga hanyut dan binatang ternak banyak yang mati.
“Tadi saya turun di enam titik lokasi, yaitu di Gurun Laweh, Banuaran, Parak Laweh, Tanjuang Aua, Tanjuang Saba, dan Lubuk Bagaluang. Yang terparah terkena dampak banjir adalah Banuaran dan Gurun Laweh. Di lokasi itu, banyak rumah warga yang kena banjir, ada yang hanyut dan tidak sempat menyelamatkan barang mereka,” ungkap Elly kepada media ini, Sabtu sore, 3 November 2018.
Elly menceritakan, air sudah sampai ke atap rumah, pohon-pohon yang tumbang juga ada yang mengenai rumah warga. Namun, katanya, korban jiwa akibat banjir tersebut tidak ada.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” jelas politisi Partai Gerindra ini dengan mimik wajah terlihat sedih.
Elly mengatakan, dirinya turun atas nama Ketua DPRD Kota Padang sebagai bentuk cepat tanggap terhadap bencana yang melanda masyarakat. Sebagai Pemerintah Kota (Pemkot), dimana Walikota dan DPRD merupakan penyelenggara pemerintahan daerah secara bersama-sama, sebagaimana diamanatkan undang-undang, pihaknya langsung tanggap terhadap bencana yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
“Tadi itu kami turun bersama-sama Dinas Sosial, Tagana, PMI dan Lurah menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Kami turun dalam rangka tanggap darurat dan menyerahkan bantuan yang dibawa Dinas Sosial,” ujarnya.
Bantuan yang diserahkan, jelas Elly lagi. Adalah berupa kasur, matras, selimut, indomie, dan lainnya. Mengenai jumlah rumah yang terkena dampak banjir, Elly tidak bisa menyebutkan secara rinci.
“Yang jelas cukup banyak, seperti di Gurun Laweh hampir semua yang kena di RT 001/ RW002. Arah ke pabrik getah hampir semua terkena banjir. Demikian juga di Banuaran, di belakang kantor Lurah,” tukuknya.
Untuk gerak cepat membantu korban banjir, tegas Elly, Pemko Padang harus segera menyalurkan bantuan-bantuan yang ada. Msyarakat yang menjadi korban banjir harus didata, dan hasil pendataan itu dijadikan pedoman dalam penyaluran bantuan.
Elly mengatakan, yang namanya bencana merupakan musibah atau ujian dari Allah Swt. Maksudnya, musibah yang tidak dikehendaki.
“Tapi yang namanya musibah, majua tak dapek diraih, malang indak dapek ditolak. Namun diharapkan masyarakat tetap harus waspada dan menjaga keselamatan diri dan kesehatan,” katanya.
Elly tetap mengingatkan masyarakat agar jangan membuang sampah sembarangan, misalnya membuang sampah di sungai. Sebab, hal itu dapat memaksimumkan dampak banjir dikemudian hari.
“Mari kita jaga, alur-alur yang memungkinkan aliran air menjadi lancar, agar kedepannya dampak akan bencana banjir dapat diminimalisir atau dikurangi,” cakapnya.
Selain itu, perbedaan antara suhu daratan dan perairan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi curah hujan. Apabila suhu tanah atau daratan lebih tinggi daripada perairan maka hujan akan sering terjadi di perairan, sebaliknya apabila suhu lebih tinggi di perairan daripada di daratan maka hujan akan lebih sering terjadi di daratan.
Kepada pemerintah kota, Elly berharap segera untuk menyusun program pembangunan yang arahnya ke fisik. Karena memang diperlukan segera penanganan tebing-tebing bantaran sungai dengan memasang bronjong-bronjongnya.
Mengenai rapat khusus penanganan banjir dengan pemko, ujar Elly, nanti akan ditangani oleh Komisi IV dan III DPRD Kota Padang. Nanti, Komisi III DPRD Kota Padang sebagai pengawas teknis pembangunan akan melihat program-program pemko terkait hal tersebut.
“Seperti kita ketahui bersama, Kota Padang saat ini membutuhkan anggaran yang besar untuk pembangunan fisik tersebut,” pungkasnya lagi.
Anggaran untuk pembenahan drainase di Kota Padang sendiri, kata Elly melanjutkan, memang cukup besar. Apa lagi, program rehabilitasi drainase yang merupakan program unggulan Mahyeldi dan Emzalmi selaku Walikota dan Wakil Walikota Padang. **
Discussion about this post