Takut Permainan Curang Terungkap, Kepala Pabrik PPI Beralasan Pulang Kampung.
Padang, TI – Pengunduran diri Kepala Teknis, Awet Tumeang dengan dalih mau pulang kampung, saat dikonfirmasi di ruangan Kadis Kelautan dan Perikanan Kota Padang beberapa minggu lalu. Tampaknya hanya akal-akalan Tumeang saja.
Dikatakan warga, alasan pulang kampung tersebut, bertujuan agar bobroknya sebagai Kepala Teknis yang selama ini dicurigai menyelewengkan omset penjualan es balok di pabrik es PPI Padang Sarai tersebut tidak terus terungkap.
Pada edisi sebelumnya, kepada media ini, Awet Tumeang, sewaktu dirinya dikonfirmasi Kamis sore, tanggal 08/09/16 lalu, dengan sengaja telah menawarkan fee atau jatah bulanan sebesar Rp 500ribu setiap per-tanggal 10. Pemberian jatah tersebut ia keluarkan dari penjualan es batu.
Selain itu, Tumeang mengakui kalau dirinya juga mengeluarkan fee kepada LPM Padang Sarai setiap bulannya sebesar Rp. 400ribu. Inisiatif itu dia lakukan karena sudah adanya izin dari Kadis Kelautan dan Perikanan Kota Padang.
Menurut warga setempat, praktek bagi-bagi jatah di pabrik es ini sudah terendus cukup lama. Awet Tumeang berperan sebagai kunci utamanya.
Anas Leo, Wakil Ketua Lembaga Tinggi Komando Pengendalian Stabilitas Ketahanan Nasional (KPSKN-RI) Prov. Sumbar, mengatakan, Kepala Teknis semacam ini sudah seharusnya dipecat. Karena indikasi permainan curang yang dilakoninya sudah menjadi heboh masyarakat.
Selain itu, praktek penggelapan omset penjualan es tampaknya bisa dilakukan dengan mudah, disebabkan kurang adanya kontrol pengawasan berarti di pabrik es PPI dibawah kelola Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang ini.
“Untuk itu sudah saatnya Walikota Padang turun tangan, sekaligus menjelaskan kepada publik terkait status pabrik es ini, serta seperti apa struktur dan manajemen kepengurusannya, agar masyarakat Kota Padang bisa mengontrol dan mengawasi operasional ataupun keberadaan pabrik tersebut. Jika hal itu tidak segera dilakukan, maka peluang para oknum untuk saling berbagi jatah omset penjualan es batu di pabrik ini bakal terus berlangsung” pungkasnya.
“Kami dari KPSKN-RI akan terus melakukan investigasi di Pabrik es PPI itu” tegas Anas Leo.
Salah seorang tokoh muda Padang Sarai kepada media ini mengatakan, bahwa isu terkait pemberian jatah bulanan kepada beberapa orang oknum di Padang Sarai yang mereka terima dari Kepala Teknis pabrik es, Awet Tumeang, memang sudah lama ia dengar. Salah satunya adalah LPMK Padang Sarai, dimana jatah itu rutin diterima setiap bulannya sebesar Rp. 400ribu.
“Saya dengan beberapa orang tokoh muda Padang Sarai ini akan menelusuri jatah bulanan LPMK tersebut, apakah uang itu digunakannya untuk kepentingan pribadi atau untuk organisasi kemasyarakatan” ungkapnya.
“Saya juga tidak habis pikir, kenapa ada jatah bulanan oknum-oknum tertentu di pabrik tersebut, hal ini tidak boleh dibiarkan. Lucunya, jatah bulanan oknum-oknum itu sanggup dikondisikan oleh Awet Tumeang, sementara THR pekerja (buruh) tidak dibayarkan. Ini jelas merupakan perbuatan yang tidak bermoral” tutup Tokoh Muda Padang Sarai ini.
Dikatakan seorang buruh, sebenarnya pekerjaan sebagai buruh kasar apalagi buruh bongkar muat di pabrik es ini cukup berat, belum lagi resiko kecelakaan kerja sering terjadi. Namun karena tidak ada pekerjaan lain, ia terpaksa memanggulnya demi menghidupi keluarga, dengan hanya mengaharapkan upah bongkar muat saja tanpa mendapatkan honor bulanan sama sekali (karyawan bongkar muat), ungkapnya berhiba hati.
Terpisah, warga setempat, Sabtu (22/10) mengatakan, dua hari berturut-turut yakni Kamis dan Jumat pada minggu lalu, Wawako Padang (Kamis) melakukan kunjungan ke pabrik es ini, sedangkan sehari setelah itu, rombongan Plat Merah juga melakukan sidak.
“Kami sebagai warga berharap agar Pabrik Es ini tidak lagi ada praktek bagi-bagi jatah kepada oknum-oknum tertentu, dan kami juga berharap agar pemerintah Kota Padang dapat menjelaskan struktur ataupun status pabrik ini secara transparan kepada masyarakat” tuturnya.
“Diharapkan kunjungan para pejabat tersebut untuk yang ke-sekian kalinya dapat membuahkan manajemen pabrik es PPI menjadi bagus, jujur dan terkontrol dengan baik” harap warga lainnya. (TIM).
Discussion about this post