Timika, targetindo.com – Kesal karena merasa tidak ditanggapi oleh Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Kadispendasbud) Jeni Ohestin Usmani, salah seorang guru honorer nyaris melakukan aksi nekat bakar diri di halaman kantor Dispenndasbud, Senin (24/7/17).
Oknum guru honorer tersebut nekat menyiram sebotol bensin ke sekujur tubuhnya dan mengancam membakar diri. Beruntung aksi tersebut dihadang oleh puluhan guru lain dengan memegang tangan serta menyita korek gas yang dipegang pelaku.
“Kita semua dianggap apa?. Apa yang kita tuntut seakan tidak berarti di mata Jeni Usmani, lebih baik kita buktikan kalau kita juga punya harga diri dan pantas didengar. Kenapa Jeni tidak perduli dengan tuntutan kita?,” ujar seorang guru yang merasa sangat kesal.
Aksi bakar diri oknum guru tersebut nyaris terjadi setelah Kapolsek Kuala Kencan, AKP Junan Plitomo bersama bebarapa anggotanya mencegat aksi bakar sampah dan ban bekas yang dilakukan para guru.
“Saya tidak ijinkan kalau kalian lakukan aksi bakar ban dan sampah, serta aksi anarkis lainnya di sini. Ini wilayah pengamanan saya, jadi saya punya hak dan wajib untuk mencegat kalian. Kalau kalian semua lakukan aksi bakar-bakar, maka itu akan menambah panjang persoalan dan menjebak diri kalian sendiri,”ujar Junan.
Junan mengatakan, demo telah dilaksnakan beberapa kali dengan santun dan dikawal ketat aparat kepolisian, namun merupakan hal yang tidak diperkenankan jika demo harus berubah anarkis, sebutnya
Sedangkan para guru mengakui, aksi tersebut dilakukan karena aparat kepolisian bertindak seolah-olah sengaja membiarkan Kadispendasbud tidak hadir untuk menjawab semua yang dituntut. Menurut para guru, hal itu terbukti pada aksi yang dilakukan sebelumnya, dimana Kadispendasbud menghilang seakan-akan dibiarkan pergi.
Menanggapi hal tersebut, Junan mengakui, aparat kepolisian tidak berwewenang untuk menghadirkan kadispendasbud dalam setiap aksi para guru, namun sebatas mengamankan situasi saat demo berlangsung.
“Saya ini penjaga keamanan saja, kalau kalian tuntut saya hadirkan ibu Jeni saat ini, itu tidak bisa karena itu bukan tugas saya,” kata Junan.
Seperti di lokasi kejadian, suasana aksi yang dilakukan kali ini sangat jauh berebada dengan beberapa waktu sebelumnya, di mana kekecewaan para guru pun kian menjadi-jadi sehingga harus membuktikan dengan sengaja memasang Spanduk bertuliskan, Jeni Usmani, S.Pd. M. Pd Penipu Ulung dengan posisi Gambar terbalik (Kaki ke atas dan Kepala ke bawa).
Perwakilan guru pendemo, Hortensi Bepuasa mengakui pemasangan spanduk dengan foto terbalik tersebut, menandakan saat ini Kadispendasbud Mimika tidak memiliki hati nurani sehingga gambarnya pun pantas dipasang terbalik, ungkapnya.
“Secara kemanusiaan, seseorang yang tidak miliki hati nurani adalah orang yang berdiri bukan berpijak pada tumpuan kedua kaki, namun menggunakan kepala sehingga tidak bisa melihat dan mendengar apa yang ada disekelilingnya,”ujar Bepuasa.
Bepuasa mengakui, pemasangan gambar terbalik memiliki makna yakni, jika Kadispendasbud seorang yang baik hati, maka akan berjalan menggunakan kedua kakinya. Namun dikarenakan kadispendasbud berisikap acuh dan berkeras hati, maka lebih pantas berjalan menggunakan kepala.
Lebih lanjut disampaikan Bepuasa, jika seorang perempuan menjadi pemimpin harus memiliki hati lembut, bukan hati keras dan bertingkah brutal.
“Dia itu perempuan, seorang ibu dan pejabat tinggi. Dia harus mempunyai hati nurani yang baik. Salah dan benar meski berani bertanggungjawab tanpa harus menghindar,”kata Bepuasa menyudahi.
Discussion about this post